Nama SMP Diponegoro Berubah Jadi SMP Al Azhar, Warga NU Kedungbanteng Pasang Spanduk Penolakan

- Kamis, 2 Februari 2023 | 23:13 WIB
PASANG SPANDUKPENOLAKAN: Sejumlah warga nahdiyin dari Kecamatan Kedungbanteng memasang spanduk berisikan penolakan perubahan status SMP Diponegoro 3 menjadi sekolah Al Azhar, Kamis (2/2).
PASANG SPANDUKPENOLAKAN: Sejumlah warga nahdiyin dari Kecamatan Kedungbanteng memasang spanduk berisikan penolakan perubahan status SMP Diponegoro 3 menjadi sekolah Al Azhar, Kamis (2/2).

BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com-Sejumlah warga nahdliyin (Nahdlatul Ulama) Kecamatan Kedungbanteng menolak perubahan status nama SMP Diponegoro 3 yang berada di wilayah setempat menjadi sekolah Al Azhar, Kamis 2 Februari 2023.

Aksi penolakan dilakukan dengan cara memasang sejumlah spanduk dan poster yang berisikan penolakan dan kecaman di depan sekolah tersebut.

Tulisan soanduk itu, di antaranya, aset SMP Dinponengoro 3 dibeli dari dengan uang warga NU Kedungbanteng, aku tidak butuh Al Azhar, Diponengoro saklawse. Pertahankan SMP Diponengoro sebagai aset warga NU. Al Azhar bukan NU.

Baca Juga: Keren! Awal Tahun, Agnez Mo Sabet Penghargaan Best R&B Song of The Year dan Best Solo Artist

Kemudian spanduk besar bertuliskan, warga NU Kedungbanteng dengan tegas menolak perubahan statusSMP Diponegoro menjadi SMP Al Azhar.

Anggota DPRD Banyumas asal Kedungbanteng, Imam Santosa yang ikut di lokasi pemasangan spanduk mengatakan,apa yang ditolak warga NU
Kedungbanteng tidak terkait kehadiran Al Azhar.

Namun yang ditolak adalah perubahan status SMP Diponegoro 3 menjadi sekolah Al Azhar.

"Kenapa warga nahdiyin Kedungbanteng menolak, karena asal usul dari SMP Diponegoro ini berasal dari sumbangan warga NU. Ini hasil iuran Rp 1.000,
Rp 2.000 hngga Rp 1 juta, yang akhirnya berdiri bangunan sekolah, yang diawali dari adanya wakaf tanah dari pak H Bagio," terangnya.

Baca Juga: Setahun Beroperasi, Aplikasi Jemput Sampah Jeknyong Angkut 5 Ton Sampah Setiap Pekan

Wakaf tanah itu, katanya, awalnya sekitar 127 atau 130 ubin, dan sekolah mulai dibangun tahun 1970-an. Dalam perkembangannya sekarang sudah
mencapai 6.000 meter persegi lebih.

Jumlah siswa saat awal-awal berdiri sekitar 100 oang dan sekarang sudah meningkat lebh dari 265 siswa.

Salah satu tokoh perintis yang memperjuangkan dari nol berdirinya SMP tersebut adalah Faidurohman.

Baca Juga: Jadwal Babak Kedua Thailand Masters 2023

"Secara organisasi ini dibawah naungan NU dan dikelola oleh Yayasan Al Hidayah. Karena ada informasi bahwa empat bulan lagi statusnya sudah
berubah ke Al Azhar, yang katanya sudah diawali MoU dengan pihak Yayasan Al Hidayah, maka tadi, warga NU Kedungbanteng mulai bergejolak (menolak), diawali memasang spanduk," tandas wakil rakyat dari PKB ini.

Ketua Yayasan Al Hidayah SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng, Imam Parikesit dikonfirmasi terpisah mengatakan, masalah tersebut sedang diselesaikan baik-baik. Supaya tidak simpang-siur, pada saatnya akan dijelaskan secara terbuka.

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dua Guru Besar UIN Saizu Dikukuhkan

Kamis, 2 Maret 2023 | 08:42 WIB
X