Nyalakan Asa Anak-Anak Perempuan Keluarga Duafa

Baca Juga: Merangsang Gairah Berinvestasi, Mendukung Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

"Karena takut disebut memanfaatkan anak-anak duafa untuk mencari uang. Saya tidak khawatir soal uang, karena insyaallah banyak orang baik yang digerakkan hatinya oleh Allah untuk membantu. Saya seperti ini saja sangat khawatir, jangan-jangan apa yang saya lakukan tidak diridai Allah. Jangan-jangan niatan saya salah sehingga apa yang saya lakukan selama ini mubah," katanya.

Pernah, pada 2019, beberapa anak yang masuk asrama mengalami beberapa permasalahan. Antara lain ada yang mencuri, meski sudah diingatkan beberapa kali tapi masih melakukannya. Kemudian, ada pula yang berpacaran. Tidak hanya itu, dua anak asuhnya sering mengalami kesurupan di sekolah maupun di asrama. Apa lagi saat itu dia sedang banyak di luar kota karena mengikuti diklat ASN.

"Waktu itu saat di kantor, sering ditelepon oleh sekolah, Bu Lindha, ini anak asuhnya kesurupan di sekolah. Mau tidak mau saya harus ke sekolahan menjemputnya. Sampai di asrama saya merukiah. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali. Ini dua orang sekaligus. Belum lagi ada kabar soal anak yang ketahuan berpacaran, ada pencurian yang dilakukan anak asuh di asrama, banyak pengeluaran besar tapi kas minim. Sungguh, tenaga dan pikiran sangat terkuras saat itu," kisahnya.

Baca Juga: Fakta-fakta Oreo BLACKPINK yang Diburu Penggemar Kpopers Indonesia, Ada Toko Daring yang Jual Rp 700 Ribu

Dia harus berat hati mengeluarkan anak-anak yang sulit dibimbing. Ketika ujian bertubi-tubi, di saat itulah, dia hanya mengandalkan Allah sebagai penolong. Dia hanya perlu lebih bersabar.

Pada 2020, alumnus S1 Teknik Kimia Institut Teknologi Surabaya (ITS) ini mewakafkan tanahnya untuk mendirikan sebuah gedung asrama berlantai dua. Rencana Anggaran Biaya (RAB) membutuhkan anggaran hampir Rp 600 juta. Kehendak Allah, donasi mengalir selama hampir dua tahun lebih proses pembangunan

"Pada Jumat, 14 November 2021 kami meresmikan Gedung Asrama Inayah," kata perempuan yang saat ini menjadi Dewan Pertimbangan Salimah Daerah Purbalingga, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan.

Baca Juga: Fakta-fakta Oreo BLACKPINK yang Diburu Penggemar Kpopers Indonesia, Ada Toko Daring yang Jual Rp 700 Ribu

Sampai dengan Juli 2022, anak asuh yang selesai menempuh pendidikan tinggi ada lima orang. Masing-masing lulus Sarjana Hukum dari STIS Husnul Khotimah Kuningan (Jawa Barat) 1 orang, Sarjana Ilmu Tafsir STIQ Al Multazam Kuningan (Jawa Barat) 2 orang serta Keperawatan dan Kesmas STIKES Surya Global Yogyakarta 2 orang.

"Mereka yang sudah lulus mau kerja dan sukses, saya sangat bersyukur. Saya tidak mengekang mereka mau bekerja di mana dan sebagai apa. Saya hanya mengarahkan saja. Memang ada satu yang kembali ke asrama dan sekarang menjadi ketua pengasuh, tapi dia juga bekerja sebagai guru dan membuka les tahfidz," katanya.

Saat ini, lima orang yang sudah lulus, seorang menjadi guru di SMA Muhammadiyah Purbalingga, menjadi ustadzah di STIQ Al Multazam Kuningan Jawa Barat, dua orang menjadi relawan lembaga filantropi dan dua laginya sedang menempuh pendidikan profesi ners atau keperawatan.

Baca Juga: Amanda Manopo Dipuji, Cantik Sejak Kecil, Pakai Baju Apapun Cantik, Ini Sekilas Profilnya

anak asuh yang masih menempuh pendidikan tinggi ada 8 orang, masing-masing Pendidikan Guru PAUD dan Matematika IAIN Purwokerto 2 orang, Teknik Informatika Universitas Mulawarman Samarinda 1 orang, Pendidikan Guru PAUD dan Pengolahan Pangan Universitas Terbuka 2 orang, Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga 1 orang, Rumah Quran At Tayba–Depok (program tahfidz qur’an 2 tahun) dan STIS Husnul Khotimah Kuningan (Jawa Barat) 1 orang.

"Kalau yang tinggal di asrama saat ini ada 19 orang. Mereka masih sekolah SMP dan SMA sederajat," kata perempuan yang tinggal di RT 2 RW 5 Dusun Pasren, Desa Bajong, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga ini.