PURWOKERTO, suaramerdeka- banyumas.com-Duta Baca Indonesia 2011, Andy F Noya memberi motivasi secara khusus kepada kalangan pelajar dan pengajar (guru) di Kabupaten Banyumas.
Bagi guru dan orang tua, untuk mengenali bakat anak (pelajar), di antaranya tidak boleh meremehkan talenta atau kebiasaan yang sudah muncul sejak kecil (sekolah).
"Sejak kecil (sekolah dasar), sama guru kelas, sudah dikenali bakat saya adalah menulis dan membaca. Ini yang terus dibimbing, hingga akhirnya saya bisa menjadi wartawan dan penulis, sampai sekarang,"kata pengasuh acara Kick Andy saat membagi pengalaman saat peluncuran dua buku karya siiswa SD Puhua School Purwokerto, Jumat 28 Oktober 2022.
Andy mencveritakan, saat ada pelajaran Bahasa Indonesia, untuk mengarang, guru kelas pernah membiarkan ia mengarang sampai berlembar-lembnar dan memakan waktu lama.
Sampai pelajaran sudah berganti, tetap saja diminta meneruskan mengarangnya.
Dari bakat suka membaca dan menulis (mengarang), ia selalu teringat pesan sang guru kelas itu yang membuatnya suskes seperti sekarang. Yakni suatau saat ia pasti bisa menjadi wartawan.
Berjalannnya waktu, ia bisa membuktikan menjadi wartawan hebat dengan puncak karier profesi tiga kali menjadi pemimpin redaksi sejumlah media nasional dan penulis buku sampai saat ini.
"Buku bisa menjadi kunci masa depan. Terbukti, sya lebih pinter dari teman-teman yang lainnya," ujarnya.
Dengan literasi yang terus didorong di sekolah Puhua School Purwokerto, ia menyakini pasti nanti akan muncul penulis-penulis hebat. Apalagi sekolah tersebut, juga ditopang dengan tiga bahasa.
Karena sekarang eranya berbbeda, Andy berpesan, harus bisa menyesuaiakan atau adaptif. Jika dulu, kata dia, buku cetak adalah satu-satunya sumber ilmu, maka sekarang literasi itu bisa didapat dari mana saja, termasuk melalui digital.
"Makanya jangan dilarang anak-anak mengenal teknologi digital, karena itu juga menjadi sumber ilmu dan pengetahun di era sekrang," pesannya.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein, dalam sambutan peluncuran menyampaikan, karakter tekun dan kerja keras harus terus ditumbuhkan sejak kecil (anak-anak), karena ini bagian dari kunci sukses.
Baca Juga: Banjir di Patimuan Cilacap Surut
"Kalau mau jadi penulis hebat seperti Mas Andy F Noya, yang penting sungguh-sungguh, jangan setengah-setengah dan dimasukkan dalam hati atau dijiawai," pesan Bupati menyemangati.
Terkait dua buku berjudul 'Ini Ceritaku, Mana Ceritamu', karya siswa kelas 10 dan 12 SD Puhua School itu, bupati juga memotivasi, dari Banyumas ada penulis cerita yang namanya sudah mendunia, yakni Ahmad Tohari.
"Dari menulis cerita atau mengarang novel, Pak Ahmad Tohari bisa keliling dunia. Begitu pula Mas Andy F Noya, gara-gara jadi wartwan bisa mengenal orang-orang penting. Jadi kalau mau berhasil, tirulah apa yang sudah berhasil dilakukan orang lain," katanya.
Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas, Yudi Sutanto mengatakan, pihaknya terus menfasilitasi sekolah dan siswa untuk terus berkreasi, berekpresi, berinovasi dalam menungakan imajinasi dan olah pikir mereka.
Menurutnya, Puhua kini telah tumbuh menjadi sekolah satuan pendidikan kerjasama (SPK), satu-satunya sekolah internasional yang ada di Banyumas.
"Sekarang hampir 200 siswa berprestasi, dan 100 persen lulusan bisa melanjutkan dan diterima di berbagai perguruan tinggi terkemuka di dalam dan luar negeri. Bahkan 25 persen di antaranya berhasil meraih beasisw kuliah di luar negeri," terang dia.***
Artikel Terkait
Penulis Lupus Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia
Tips Menulis Triyanto Triwikromo: Hal yang Pertama Dilakukan Penulis adalah Melawan Ketakutan
Belum 'Digarap' Serius oleh Para Penulis, Sastra Anak Bisa Jadi Peluang Penulis Kini dan Mendatang
Berikut ini Profil Salman Rushdie, Penulis Buku 'Ayat-ayat Setan' yang Ditikam di New York Jumat kemarin
Ratmini Gandasoebrata, Penulis dan Pecinta Batik Banyumas Tutup Usia