SEMARANG, suaramerdeka-banyumas.com- Ketika sebuah bahasa punah, dunia kehilangan warisan yang sangat berharga-sejumlah besar legenda, puisi, dan pengetahuan yang terhimpun dari generasi ke generasi akan ikut punah.
Demikianlah yang disampaikan UNESCO tahun 2008 terkait dengan bencana kepunahan bahasa yang menjadi isu global.
Hal tersebut patut diperhatikan karena dari data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dalam 30 tahun terakhir, 200 bahasa daerah di dunia punah.
Dari 718 bahasa daerah di Indonesia, saat inipun sudah banyak yang dalam kondisi terancam punah dan kritis.
Temuan ini membenarkan temuan UNESCO sebelumnya pada 21 Februari 2009 di mana UNESCO merilis bahwa sekitar 2.500 bahasa di dunia termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia kini terancam punah dan sebanyak 200 bahasa telah punah dalam tiga puluh tahun terakhir dan 607 tidak aman.
Mengutip laman Kemdikbud, upaya mengantisipasi kepunahan bahasa inilah diadakanah upaya revitalisasi bahasa daerah melalui program Merdeka Belajar episode ke-17 yang dimasukkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Implementasinya, revitalisasi bahasa daerah ini nantinya serentak dilaksanakan oleh seluruh Balai/Kantor Bahasa yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan pelindungan dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di wilayah kerjanya, ikut serta dalam melaksanakan revitalisasi bahasa daerah. Hal ini mengingat, bahasa Jawa, di Provinsi Jawa Tengah termasuk objek revitalisasi Bahasa daerah yang harus dilindungi dan dilestarikan.
Koordinasi pakar, calon pengajar dan pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah beserta 35 pimpinan kabupaten/kota serta penandatangan komitmen bersama menjadi tahap awal dari revitalisasi Bahasa daerah yang dilakukan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Balai Bahasa Jateng, Ganjar Harimansyah menjabarkan bahwa tahap selanjutnya ia akan melakukan pelatihan guru utama (Training of Trainer/ToT).
Berikutnya yaitu pengawasan (monitoring) dan evaluasi di kabupaten/kota. Sebagai penutup yaitu penyelenggaraan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) sebagai penutup dari rangkaian kegiatan revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Jawa Tengah. ***
Artikel Terkait
Danar Widianto Berhasil Menyanyikan Lagu Bahasa Inggris dengan Kesederhanaan yang Mahal
Keren, Penghulu KUA Mrebet 2 Menikahkan Pengantin asal Texas AS Menggunakan Tiga Bahasa
Sikapi Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi Suarakan Stop Perang dalam Dua Bahasa
Menara Babel, Kisah di Mana Pada Mulanya Bahasa Manusia Hanyalah Satu Kemudian Menjadi Beragam
Ini Lima Kosakata Bahasa Indonesia yang Terdengar Kasar bagi Penutur Bahasa Rusia
Masyarakat Diajak Sumbang Kosakata Daerah Untuk Memperkaya Bahasa Indonesia
Lirik Lagu London Bridge is Falling Down dan Artinya dalam Bahasa Indonesia
Tahukah Kamu? Jumlah Penutur Bahasa Indonesia Ada 199 Juta, Tersebar di 47 Negara Dunia
Penggunaan Bahasa Asing Untuk Toponimi Geser Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia