WARTAWAN senior Suara Merdeka sekaligus sastrawan Triyanto Triwikromo menyatakan hal pertama yang harus dilakukan oleh penulis adalah melawan ketakutan.
Hal itu disampaikannya langsung dari Jerman lewat aplikasi zoom kepada 46 guru dan karyawan SMP 1 Cilongok saat pelatihan penulisan artikel populer di media massa pada Kamis 14 Juli 2022.
"Berat memang iya. Tapi upaya ini menjadi lebih penting dari yang lain. Bagaimana melawan ketakutan. Orang yang hatinya sadar dengan benar," jelas Triyanto yang sedang berada di Jerman selama dua bulan dalam rangka menulis buku.
Baca Juga: Delapan Wakil Indonesia Berjuang di Babak Perempat Final Singapore Open 2022, Ini Jadwalnya
Berani menulis ini penting. Penulis perlu membedakan antara kritik dengan nyinyir. Jadi rasa takut itu harus dilampaui dulu.
Belajar mengatasi ketakutan itu penting sebagai manusia yang sadar akan kebenaran.
"Belajar menjadi manusia benar. Di dadakulah kebenaran itu ada. Aku ada karena kalau aku benar. Aku tidak ada kalau aku tidak benar," jelas penulis puluhan buku puisi, cerpen, esai dan novel.
Baca Juga: Jalan Karanggondang Sambirata Longsor
Dijelaskan Pak TT, begitu akrab disapa, rasa takut ini tetap ada. Namun rasa takut ini bisa disublimasi atau harus diatasi.
"Saya nulis para eksil di sini, orang melihat mungkin saya pro komunis. Tapi saya menulis. Berani sindir sana sindir situ adalah bagaimana menyatakan kepada negara atau publik.
Jadi orang menulis itu ingin menyampaikan kebenaran," kata Direktur Suara Merdeka Institute.
Menurut Triyanto mengatakan kemunculan orang yang menulis itu dalam rangka menyampaikan kebenaran. Harus diyakini kalau orang menulis ini adalah orang yang sedang beribadah.
Baca Juga: Polda Jambi Akan Kirim Dokter dan Petugas Trauma Healing Untuk Ibu Brigadir J
"Karena pada mulanya perintah Tuhan ini adalah Iqro. Orang diminta membaca. Secara tersirat perintah itu adalah perintah untuk menulis. Karena jika ingin membaca harus ada tulisan," katanya.
Mengutip filsuf Rene Descartes tentang Cogito Ergo Sum, Aku berpikir maka aku ada. Maka dengan menulis, seorang penulis akan menjadi mengada.
Artikel Terkait
Ahmad Tohari: Menulislah Maka Kamu Akan Ada
Dari Percakapan Buku, Keakraban Seorang Perwira TNI dan Prof Rubi Bersemi
Ahmad Tohari: Orang Banyumas Jangan Malu Gunakan Bahasa Banyumas
Ahmad Tohari: Karakter Banyumasan atau Penginyongan adalah Setara, Penguat Republik
Ahmad Tohari : Memandang Rendah Suatu Bahasa itu Bukan Sikap Terpelajar
Ini Tahapan Perkembangan Anak Dalam Membaca Buku
Angelina Jolie, Dari Menulis Buku hingga Tak Bosan Suarakan dan Dukung Perjuangan Hak Azazi Manusia
Berkat Rajin Membaca di Toko Buku Bekas 'Ans', Sukanto Jadi PNS
Ayo Simak dan Baca ! Buku Max Havelaar Karya Multatuli, Buku yang Membunuh Kolonialisme
Gola Gong: TBM Jangan Sampai Jadi 'Tempat Buku Menumpuk'
Gol A Gong: Indonesia Masih Kekurangan Buku, Sekarang 1 Buku Dikeroyok 90 Orang
Ahmad Tohari Mengaku Kalah dengan Anak SMP 2 Purwokerto, Karena ini...
Tips Menulis Triyanto Triwikromo, Membaca Itu Langkah Awal untuk Menulis, Selanjutnya Adalah...
Dewi Dee Lestari: Karier Menulis Saya Berhutang Budi pada Perjalanan Spiritualitas.
Ahmad Tohari Dapatkan Anugerah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra
Ahmad Tohari 74 Tahun, Terus Berkarya di Usia Senja, Gelisah Terhadap Rendahnya Minat Baca Sastra Anak Muda
Hujan Bulan Juni Begitu Deras Tapi Tamu '74 Tahun Ahmad Tohari' Tak Peduli...