BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com-Meskipun hujan deras mengguyur, namun acara tasyakuran 74 tahun begawan sastra Ahmad Tohari di Gubug Carablaka, samping kediamannya di Desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang pada Senin 13 Juni 2022 lalu berlangsung meriah dan khidmat.
Diawali dengan pembacaan doa syukur acara itu berjalan lancar di tengah situasi hujan deras. Perkiraan panitia kegiatan, tentang jumlah tamu yang hadir berjumlah 50 orang ternyata meleset.
"Yang hadir ternyata lebih dari jumlah itu. Padahal kita tidak membuat undangan khusus untuk itu. Karena memang Bapak (Ahmad Tohari, red) menghendaki sederhana saja," kata Siti
Rofiqoh, punggawa Majalah Banyumasan Ancas.
Baca Juga: Pemilu 2024, Peluang Penambahan Dapil di Banyumas Masih Terbuka
Yang hadirpun ternyata tak hanya dari lokal Banyumas saja, turut hadir para tamu pecinta Ahmad Tohari dari wilayah Tegal, Cilacap,Banjarnegara, Purbalingga dan lainnya.
Mereka berasal dari lintas profesi dan latar belakang mulai dari penulis, pejabat, pendidik hingga wakil rakyat.
Usai pembacaan doa tasyakuran tersebut, acara kemudian dilanjutkan dengan bedah cerita pendek Mereka Mengeja Larangan Mengemis karangan Ahmad Tohari.
Baca Juga: Kemenag Tegaskan Khilafatul Muslimin Bukan Pesantren, Tidak Pernah Terdaftar di PD Pontren
Kritikus sastra sekaligus jurnalis Abdul Aziz Rasyid mengkomparasikan cerpen Ahmad Tohari dengan pengarang lainnya seperti Hamsad Rangkuti dan lainnya.
Artikel Terkait
Ahmad Tohari: Menulislah Maka Kamu Akan Ada
Ahmad Tohari: Orang Banyumas Jangan Malu Gunakan Bahasa Banyumas
Ahmad Tohari: Karakter Banyumasan atau Penginyongan adalah Setara, Penguat Republik
Ahmad Tohari : Memandang Rendah Suatu Bahasa itu Bukan Sikap Terpelajar
Ahmad Tohari Mengaku Kalah dengan Anak SMP 2 Purwokerto, Karena ini...
Ahmad Tohari Dapatkan Anugerah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra
Ahmad Tohari 74 Tahun, Terus Berkarya di Usia Senja, Gelisah Terhadap Rendahnya Minat Baca Sastra Anak Muda