Sejarah Lahirnya Pancasila, Muhammadiyah Memandang Indonesia sebagai Darul ‘Ahdi wa Asy-Syahadah

Suaramerdeka-banyumas.com-Dalam pidatonya 1 Juni 1945, Soekarno menegaskan hendaknya Indonesia memiliki philosofische grondslag, yaitu fundamen, filsafat dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang berfungsi sebagai dasar dari bangunan suatu negara.

Hal yang dimaksud itulah yang disebut Pancasila sebagai dasar yang menjunjung tinggi kemerdekaan dengan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Kabid TKK DPD IMM DIY, Zulfikar Yusuf menjelaskan kembali soal relasi agama dan negara yang selalu hangat dan aktual dibahas termasuk di tengah sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni.

Baca Juga: Jadwal Film Bioskop yang Diputar di Rajawali Cinema Purwokerto Selasa 31 Mei 2022

Dikutip dari Suara Muhammadiyah, Zulfikar menguraikan persoalan relasi agama dengan Islam, Pancasila dengan negara.

Diskursus Pancasila dan Republik Indonesia ini perlu tetap dibahas sebagai pemahaman tentang pola terbaik dalam mengimplementasikan nilai-nilai Islam yang berbasis pada kemaslahatan.

Dengan jalan terbaik itu akan melahirkan kehidupan yang harmonis dengan menjunjung tinggi kepentingan rakyat.

Baca Juga: Sejarah Pancasila, Ini Hubungan Pancasila dengan Islam Sesuai Hasil Munas Alim Ulama NU Situbondo 1983

Negara itu Wasilah

Didalam wacana sistem ketatanegaraan Islam, kehadiran negara dalam pandangan Islam bukanlah merupakan sebuah tujuan (ghayah), tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan (wasilah).

Tujuan utama dari sebuah negara adalah menciptakan kemaslahatan dan keadilan dan sangat cocok dengan kaidah fiqh. 

Simpulnya, negara diseleranggarakan demi terwujudnya kemaslahatan umum kesejahteraan dan kemakmuran untuk seluruh rakyat.

Baca Juga: Hari Lanjut Usia Nasional, PKK Banyumas Berbagi Bahagia di Panti Lansia