Sejarah Banyumas Belum Banyak Dipublikasikan , Dari 65 Babad, Baru Tiga yang Diungkap

- Jumat, 28 Januari 2022 | 07:26 WIB
KIRAB PUSAKA: Prosesi Kirab Pusaka dalam rangkaian Hari Jadi Banyumas ke-449 tahun 2020 lalu.(SM Banyumas/Dian Aprilianingrum)
KIRAB PUSAKA: Prosesi Kirab Pusaka dalam rangkaian Hari Jadi Banyumas ke-449 tahun 2020 lalu.(SM Banyumas/Dian Aprilianingrum)

BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com-sejarah dan Babad Banyumas hingga kini belum banyak diungkap dan dipublikasikan oleh para peneliti. Terbukti dari sekitar 65 cerita babad, baru sekitar tiga versi saja baru terceritakan.

Hal itu disampaikan penulis sekaligus kartunis Nasirun Purwokartun saat acara bedah buku Jonggrang karya guru penulis Trisnatun di Aula Arpusda Banyumas pekan lalu.

"Itu dari keterangan Profesor Sugeng Priyadi. Jadi kami berupaya untuk menerjemahkan cerita babad yang sudah ada yaitu versi Martadirejan dan Wiraatmajan," kata penulis roman Penangsang.

Baca Juga: Bobol Konter Handphone, Sat Reskrim Polresta Banyumas Amankan DP

Untuk mengenalkan dan memasyarakatkan cerita sejarah Banyumas, Nasirun bahkan menulis sekitar 22 buku tentang Banyumas yang rencananya akan diluncurkan pada saat Hari Jadi Banyumas 22 Februari 2022 mendatang.

buku-buku tersebut diperuntukan untuk segala umur baik umur TK hingga lansia.

"Ini menjadi media untuk mengenalkan karakter Banyumasan kepada anak mulai dari seorang Baribin, Ki Toleh, Joko Kaiman dan lainnya. Sehingga nantinya yang membaca antara lain bisa mengetahui hubungan antara Cikakak dan Banakeling," katanya.

Baca Juga: Dua Maling Motor Yang Beraksi di Beberapa Lokasi di Purwokerto Ditangkap

guru penulis, Trisnatun juga mengatakan saat ini semangat literasi mulai tumbuh di kalangan para guru. Dengan tumbuhnya sejumlah komunitas termasuk guru penulis, iklim literasi baca tulis di wilayah Banyumas terus bertumbuh.

"Terbukti hingga kini banyak guru menulis buku baik sendiri maupun antologi. Tak hanya guru, siswa menulis pun semakin banyak," ungkapnya.

Berbeda dengan tahun 2005 lalu, Kepala SMP 1 Cilongok ini menyatakan gairah menulis masih terbilang masih terlihat rendah. Terbukti ajakannya untuk menulis buku kepada para guru juga belum mendapatkan respon yang baik.

Baca Juga: Masih Gratis, Minat Naik Bus Trans Banyumas Meningkat, Ini Caranya

"Dulu saya kirim surat pembaca kepada Suara Merdeka dan mengajak para guru untuk menulis. Namun hingga lima bulan hanya ada lima orang yang mengirim tulisan ke email saya," ujarnya.***

 

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X