RUANGAN berukuran 6x4 meter persegi tampak riuh riang anak-anak usia sekolah dasar ketika mendapat materi bullying dari dua mahasiswa asal Jakarta.
Pemberian materi yang dikemas dengan menyenangkan menciptakan suasana ruang belajar di sektor Oemah Sinau Bocah Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang menjadi menyenangkan.
Model pembelajaran tidak menggunakan satu arah, yang mana anak hanya mendengar tutor menyampaikan materi tanpa ada interaksi langsung, sehingga membuat anak-anak bosan menerima materi pelajaran.
Namun, pembelajaran yang disampaikan menggunakan model problem terbuka. Mahasiswa yang menjadi tutor hanya memberikan sedikit materi, kemudian memberikan contoh kasus dan pertanyaan kepada anak-anak.
Pembelajaran ini lebih hidup karena anak aktif menjawab dan mampu berpikir kritis, ketika mendapat lontaran pertanyaan dari tutor.
Baca Juga: Satuan Pendidikan Diimbau Tak Bepergian ke Luar Kota
Tak sedikit pula anak-anak dahulu-mendahului unjuk jari saat menerima pertanyaan dari tutor contoh tindakan penindasan dan dampak negatifnya.
"Insecure," seru salah satu anak perempuan berkerudung hitam yang unjuk jari menjawab pertanyaan tentang dampak negatif bullying.
"Mengejek teman," timpal anak lak-laki yang menggendong tas.
Jawaban mereka diiringi tepuk tangan dari teman-temannya. Keaktifan anak-anak menjawab pertanyaan juga mendapat apresiasi dari tutor.
Usai tanya jawab dilanjutkan sesi diskusi agar anak memahami tentang dampak negatif bullying dan tidak melakukan hal serupa ketika bermain di lingkungan maupun sekolah.
Usai mendapat materi, kegiatan dilanjutkan dengan permainan edukatif. Suasana semakin meriah dan anak-anak larut dalam keriangan.
Oemah Sinau Bocah ini dirintis sejak 2016 oleh Slamet Riyanto. Awal perintisan Oemah Sinau Bocah fokus di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Slamet memiliki motivasi mendirikan Oemah Sinau Bocah agar anak-anak yang hidup di lereng Gunung Slamet ini memiliki cita-cita yang tinggi dalam menuntut ilmu.
Artikel Terkait
Hari Anak Nasional 2021, Anak SD 2 Sudimara, Cilongok Banyumas, Dialog dengan Presiden Joko Widodo
Siswa SD 2 Sudimara : Kalau Jadi Presiden Ngapain Saja?
231 SD di Banyumas Sudah Menggelar PTM Terbatas, Hanya Satu Kasus Covid-19 yang Ditemukan
ANBK SD/MI Dibagi Empat Gelombang, Ini Jadwal Asesmennya
811 SD di Banyumas Telah Menerapkan PTM
Cerita Anak SD di Banyumas Divaksin Covid: Senang, Seperti Digigit Semut