Menilik Jejak Syaikh 'Abdush Shomad, Jombor, Cilongok, Banyumas

- Kamis, 2 September 2021 | 06:33 WIB
 MAKAM SYAIKH 'ABDUSH SHOMAD: Ketua Yayasan Nuruz Zaman, Jombor, Cilongok Banyumas, Miftahudin saat menunjukkan kompleks Makam Keramat Syaikh 'Abdush Shomad di Jombor, Cilongok, Banyumas belum lama ini.   
MAKAM SYAIKH 'ABDUSH SHOMAD: Ketua Yayasan Nuruz Zaman, Jombor, Cilongok Banyumas, Miftahudin saat menunjukkan kompleks Makam Keramat Syaikh 'Abdush Shomad di Jombor, Cilongok, Banyumas belum lama ini.  

 

ZIARAH wali tanah Jawi di Kabupaten Banyumas belumlah lengkap jika belum berziarah ke
Makam Keramat Wali Syaikh 'Abdush Shomad, Jombor, Cipete Kecamatan Cilongok.

Untuk menuju ke perbukitan makam cicit Sunan Gunung Jati Cirebon ini, peziarah harus
naik menapaki jalan berundak hingga berjumlah 99. Kanan kiri jalan menuju kompleks
makam wali dan keturunannya ini masih terdapat banyak pohon nagasari raksasa
berumur ratusan tahun.

Makam ini setiap waktu selalu ramai diziarahi para peziarah dari Jawa hingga luar Jawa.
Berasal dari keluarga Kraton Cirebon, Syaikh 'Abdush Shomad adalah sosok ulama yang
diperkirakan hidup abad ke-16 ini punya garis keturunan dari Pajajaran dan Pasir Luhur.

Baca Juga: Gasak Toko Rokok Elektrik, Cowok Purbalingga Ini Harus Kembali ke Penjara

"Dari jalur ibu, Mbah 'Abdush Shomad adalah cicit dari Sunan Gunung Jati sehingga
silsilahnya tersambung hingga Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Muhammad SAW.
Sementara dari garis ayah, ia merupakan keturunan dari Prabu Mundingsari hingga
menurun ke Pangeran Senopati Mangkubumi di Pasirluhur," jelas Ahmad Junaidi, Ketua
Yayasan Nuruz Zaman, pengelola kompleks makam keramat dan jejak peninggalan
Syaikh 'Abdush Shomad.

Syaikh 'Abdush Shomad sendiri juga merupakan eyang buyut dari Syaikh Abdul Malik
bin Muhammad Ilyas, Kedungparuk Mersi yang merupakan guru dari Maulana Habib
Luthfi bin Hasyim bin Yahya Pekalongan. Selain Mbah Malik Kedungparuk, Syaikh
Abdush Shomad juga menurunkan banyak keturunan yang menjadi obor agama di
wilayah Banyumas hingga nusantara, termasuk yang turut serta berperan merebut,
mempertahankan hingga mengisi perjuangan NKRI termasuk Mbah Kiai Nuruz Zaman
hingga KH Masdar Farid Mas'udi.

"Menurut cerita, Mbah 'Abdushomad ini datang ke wilayah Jombor ini sudah dalam usia
sepuh karena mendapatkan amanat untuk berdakwah dari Sunan Gunung Jati ke wilayah
Timur Selatan. Di sinilah kemudian Mbah 'Abdush Shomad memperisteri dua orang
termasuk Nyai Saketi," kata Miftahudin, pengurus yayasan yang juga keturunan ke-10 Mbah Abdush
Shomad ini yang juga penulis buku Jejak Peninggalan Syaikh 'Abdush Shomad Jombor,
Banyumas.

Baca Juga: Banyumas Turun Level 3, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Rosenda Ditutup

Syaikh 'Abdush Shomad menetap dan mendirikan pesantren di barat Grumbul Jombor
tepatnya di Grumbul Depok, tepatnya lokasi lembah bawah lokasi kompleks Makam
Keramat Jombor. Para murid-muridnya datang dari berbagai penjuru Jawa, bahkan
hingga beberapa generasi keturunannya masih mengelola pesantren dan santrinya
datang hingga luar Jawa.

"Namun di sini memang terbilang lebih mengarah ke pesantren berkah dan hikmah.
Biasanya orang yang sudah jauh-jauh mondhok nyantri di Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Jawa Timur disarankan gurunya untuk ke sini sebelum mukim. Mereka akan tinggal di
sini selama tiga, tujuh hingga 40 hari sambil berziarah terlebih dulu," jelas Miftah yang
juga Ketua Bawaslu Banyumas ini.

Tak hanya para santri, para kiai yang berniat akan mendirikan pondok pesantren juga
biasanya disarankan oleh para gurunya untuk sowan dan berziarah terlebih dulu di
Makam Keramat Syaikh 'Abdush Shomad.

Baca Juga: Yah Ketahuan....Saya Senang Belajar di Sekolah, Kalau di Rumah Sering Dimarahi Ibu

"Dulu Kiai Samsul Maarif, sebelum mendirikan pesantren Nurul Huda, Langgongsari,
Cilongok ia sempat sowan ke Mbah Mangli Magelang. Namun oleh Mbah Mangli disuruh
pulang dan berziarah ke Makam Mbah 'Abdush Shomad selama beberapa waktu hingga
akhirnya ia berhasil mendirikan pesantren," kata Miftah.

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Terkini

X