Sebagian generasi Y atau yang sering disebut generasi milenial yaitu generasi yang lahir rentang tahun 1980-1997 mungkin masih menyaksikan hal ini.
Di pertengahan dasawarsa kedua tahun 2000-an, tanda gambar telah berubah menjadi foto calon kepala desa. Apalagi regulasi yang dibuat oleh pemerintah daerahpun telah berubah menyesuaikan zaman.
Baca Juga: Penumpang Bus Trans Banyumas Diminta Disiplin Prokes
Jika semula yang dicoblos adalah gambar hasil bumi, maka sekarang ini termasuk dalam Pilkades Serentak Kabupaten Banyumas 15 Desember 2021 mendatang juga yang dicoblos adalah gambar foto calon kades.
Meskipun telah bermetamorfosis sarana prasarananya dan mungkin ke depan bukan tidak mungkin akan dilaksanakan secara online atau digital, namun hakikatnya proses demokrasi paling awal sebelum republik berdiri ini masih sama.
Proses menjaring dukungan melalui kampanye hakikatnya adalah sama-sama bertujuan untuk mendapatkan kuasa.
Kalau dulu kita mengenal 'cangkem bodhol' (mulut rusak) sekarang kita sudah mengenal 'hoaks' lewat media sosial sebagai sarana black compaign (kampanye hitam).
Baca Juga: Peringati Hakordia 2021, BPJS Ketenagakerjaan Ajak Seluruh Peserta Tumbuhkan Budaya Anti Korupsi
Orang berkampanye dengan sarana langsung mulut ke mulut hingga media sosial adalah untuk mendapatkan dukungan, menguatkan citra diri calon hingga mungkin menjatuhkan lawan.
Yang dicoblos baik gambar padi, jagung, kelapa, ketela atau foto calon hakikatnya sama memilih pemimpin.
Di satu sisi, rasionalitas, emosional, idealisme, hingga pragmatisme pemilih diuji. Di sisi lain sang calonpun diuji terutama soal cara mendapatkan kursi orang nomor satu di desa itu.
Akankah segala cara ditempuh untuk mendapatkan tampuk pimpinan tersebut? Itu pilihan masing-masing. Baik cara rasionalistik hingga mistik.
Tentulah, jangan lupakan di setiap arena demokratik selalu ada belantik yang turut serta.***
Artikel Terkait
Kejar Herd Immunity Jelang Pilkades Serentak, Dinkes Banjarnegara Minta Tambahan Vaksin
Tanaman Kantong Semar Makin Langka, Pegiat Alam Banyumas Lakukan Konservasi
Mengemas Desa Wisata Cikakak: Antara Daya Saing dan Pelestarian Satwa Kera
Politik Diametral
Pentas 'Metamorfosa Lengger': Membaca Dinamika Seni Lengger
Art Sog 2021 'Huft', Ekspresi Keluh Kesah Perupa Kala Pandemi
Ayo Simak dan Baca ! Buku Max Havelaar Karya Multatuli, Buku yang Membunuh Kolonialisme
Jauh-jauh Datang ke Ajibarang, Ini yang Dikatakan Penyair dari Sulawesi
Di Banyumas, 81 Calon Kepala Desa Akan Bertarung di Pilkades Serentak 15 Desember
Menikmati Greget Rasa Bahasa Penginyongan lewat Novel Ronggeng Dukuh Paruk versi Banyumasan
Dukun dan Konsultan PolitIik Mendadak di Pilkades Serentak