Suaramerdeka-banyumas.com-22 April 1934 masehi atau bertepatan dengan 10 Muharam 1353 Hijriyah di arena Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi lahirlah badan otonom kepemudaan dan kemasyarakatan yaitu Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor).
Atas saran salah satu pendiri NU, KH Abdul Wahab Hasbullah, Ansor yang diambil dari nama kehormatan dari Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan Islam dan Negeri.
Dengan demikian, Ansor Nahdlatul Oelama (ANO) dimaksudkan dapat mengambil hikmah dan teladan terhadap sikap, perilaku, dan semangat perjuangan para sahabat Nabi Muhammmad yang mendapat sebutan "Ansor " tersebut.
Baca Juga: Mulai 28 April, Ekspor Bahan Baku Minyak Goreng Dilarang
Gerakan ANO (yang kini disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagai penolong, pejuang, dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan, dan membentengi ajaran Islam.
Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).
Dalam Muktamar NU ke-9 inilah, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: KH. Thohir Bakri sebagai Ketua, KH. Abdullah Ubaid sebagai Wakil Ketua, H. Achmad Barawi dan Abdus Salam sebagai Sekretaris.
Baca Juga: Kasus Mafia Minyak Goreng, Kejagung Periksa 30 Saksi dan Geledah 10 Tempat
Dalam perkembangannya secara diam-diam, khususnya ANO Cabang Malang mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut BANOE (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kini disebut BANSER (Barisan Serbaguna).
Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937, BANOE menunjukkan kebolehan pertama kalinya dalam baris-berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Mohammad Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Roesdi.
Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirikannya BANOE di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal BANOE.
Baca Juga: Operasi Ketupat Candi 2022, 352 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Lebaran di Purbalingga
Pada masa penjajahan Jepang, organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh Jepang termasuk ANO. Kemudian tokoh ANO Cabang Surabaya, Mohammad Chusaini Tiway mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO dan mendapat respon positif dari KH. Wachid Hasyim (Menteri Agama RIS kala itu), maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor atau disingkat GP Ansor.
GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman, dan kebangsaan.
Artikel Terkait
Polres Purbalingga Bersama GP Ansor Gelar Vaksinasi Massal di Bojongsari
Temui Jokowi, Ketua PBNU Gus Yahya Tegaskan Pemerintah dan NU Punya Tanggungjawab Sama Jaga NKRI
Lewat Literasi, Selera Humor NU Harus Disegarkan Kembali
Ini Dia Kumpulan Link Twibbon Selamat Harlah NU 96
Kapan Harlah NU? ke-96 atau ke-99? Dasarnya 16 Rajab atau 31 Januari?
Awali Rangkaian Harlah ke-96 NU, Lesbumi Purbalingga Tampilkan Gelar Budaya
Harlah NU 2022 Jadi Momentum Pembangkit Jiwa Nasionalisme