Gus Dur, Muktamar NU, Ketua PBNU dan Presiden

- Kamis, 23 Desember 2021 | 09:40 WIB
GUS DUR saat sowan kepada Abah Anom saat jelang Muktamar NU tahun 1994 saat Orde Baru berkuasa. (SM Banyumas/dok instagram ulama.nusantara)
GUS DUR saat sowan kepada Abah Anom saat jelang Muktamar NU tahun 1994 saat Orde Baru berkuasa. (SM Banyumas/dok instagram ulama.nusantara)

Suaramerdeka-banyumas.com-Setiap muktamar Nahdlatul Ulama atau Muktamar NU punya cerita dan sejarah masing-masing termasuk saat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terpilih menjadi Ketua Tanfidzyah PBNU di masa orde baru. 

Mengutip dari akun instagram @ulama_nusantara, ada cerita tentang sosok Gus Dur yang sowan terlebih dulu kepada Abah Anom di Tasikmalaya di saat orde baru sedang di atas awan.

Pada Tahun 1994, menjelang Muktamar NU yang ke-29 di Cipasung Tasikmalaya, Gus Dur sowan ke Abah Anom. Beliau minta restu ke Abah Anom tentang penyelenggaraan Muktamar NU di Tasikmalaya dan minta restu untuk mencalonkan diri menjadi ketua NU.

Baca Juga: Siapakah Sosok di Bayangan Baju KH Maimoen Zubair saat Muktamar NU Jombang yang Dibagikan Alissa Wahid

Saat itu, pemerintahan Orde Baru memang selalu ikut campur dan ikut mengatur siapa yang harus jadi ketua NU. Menurut rezim waktu itu, Gus Dur adalah Kiai yang mBalelo alias kurang loyal kepada pemerintah.
.
Begitu datang di Madrasah PP Suryalaya, Gus Dur sungkem sambil mencium tangan Abah Anom. Setelah itu, Abah Anom berpesan kepada Gus Dur, "Kalau Kiai memaafkan pihak yang menuduh Kiai tidak baik, lnsyaAllah jangankan jadi ketua NU, jadi Presiden pun Kiai akan terlaksana..."
.
Gus Dur terpilih menjadi ketua NU waktu itu dan 6 tahun kemudian, Gus Dur pun terpilih menjadi Presiden RI yang ke-4.

Baca Juga: Sebelum Muktamar NU Ke-34 Desember 2021, Ini Ketua Umum PBNU dari Masa ke Masa

Dalam bukunya Gus Dur, Siapa sih Sampeyan, Al Zastrow Ngatawi menceritakan bagaimana perjalanan Gus Dur setiba di tanah air sekitar tahun 1971, di mana saat itu dengan sikap-sikap kritisnya secara pribadi ataupun sebagai intelektual NU terbilang kritis kepada pemerintah. Akibatnya NU dan pemerintah Orba mempunya hubungan antagonistik dan oposisi. 

Hubungan itu sempat mencair ketika NU menyetujui tentang pemberlakuan azaz tunggal Pancasila untuk seluruh organisasi yang ada di Indonesia. Namun demikian langkah Gus Dur kembali terganjal kembali saat beberapa kali Muktamar NU.***

 

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X