REMBANG, suaramerdeka-banyumas.com-Kebutuhan energi di Indonesia akan semakin meningkat, di mana konsumsi minyak diproyeksikan naik 139 persen, sedangkan penggunaan gas akan jauh lebih besar hingga 298 persen sampai 2050 mendatang.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jaba Nusa) Nurwahidi menyampaikan hal itu dalam sesi tanya jawab melalui zoom meeting, bertajuk “Masa Depan Industri Hulu Migas Dalam Road Map Energy”, Selasa 12 Oktober 2021 sebagaimana dilansir dari laman resmi Pemprov Jateng.
Pada 2020, lanjutnya, kebutuhan energi 287 juta ton, setara minyak bumi atau million tonnes of oil equivalent (MTOE), pada 2030 diperkirakan naik 500 MTOE, dan pada 2050 naik menjadi 1.012 MTOE.
Baca Juga: BEM Unsoed Kecam Aksi 'Smackdown' yang Dilakukan Oknum Polisi di Tangerang
Untuk itulah, pihaknya bersama investor akan terus berupaya mennggenjot minyak dan gas, untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
“Peningkatan konsumsi ini harus kita siapkan dari sekarang,” terangnya.
Nurwahidi merinci, cadangan minyak di Indonesia saat ini sebesar 3,8 miliar barel, sedangkan cadangan gas 77 triliun kaki kubik.
Dengan cadangan tersebut, ia mengaku optimistis target produksi 1 juta barel minyak dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada 2030 dapat terwujud.
“Indonesia memiliki 128 cekungan. Saat ini yang diproduksi baru 20-an, masih banyak sekali yang belum dieksplorasi.
Data-data tersebut memberikan harapan dan tantangan,” pungkas Nurwahidi.
Baca Juga: Oknum Polisi yang Smackdown Minta Maaf ke Faris Mahasiswa Pendemo di Tangerang
Kandungan potensi gas di tengah laut sebelah utara wilayah Kecamatan Sluke, hingga saat ini masih dalam tahap eksplorasi, guna mengidentifikasi seberapa besar kapasitas dan area sebarannya.
Nurwahidi menyebutkan, proses eksplorasi dilakukan oleh KrisEnergy, yakni perusahaan Migas dari Singapura.