PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Ferdinand Marcos Jr atau yang biasa disapa Bongbong, menang telak dalam pemilihan presiden Filipina dengan meraih lebih dari 90 persen suara versi perhitungan cepat.
Kemenangan Marcos Bongbong menuai banyak kontroversi karena ia merupakan putra mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Tundjung Linggarwati SIP MSi, mengatakan, sebelum menuding putra Ferdinand Marcos ini bakal mewarisi kediktatoran ayahnya, semua pihak perlu melihat perjalanan politik Bongbong.
Marcos Jr tentunya punya pengalaman sendiri termasuk pernah menjadi senator Filipina.
"Kalau kita mengingat seorang Marcos memang merupakan sosok yang otoritarian dan korup pada saat itu, tapi kita tidak bisa serta merta menilai bahwa nantinya pemerintahan Marcos Jr juga akan seperti itu," ujarnya, Rabu, 11 Mei 2022.
Baca Juga: Perebutan Juara Grup, Ini Formasi Tim Thomas Indonesia lawan Korea
Kendati demikian, Tundjung menilai, pemerintahan yang otoritarian berpeluang terjadi.
Mengingat wakil presiden Marcos Jr adalah Sarah Duterte yang merupakan anak Rodrigo Duterte, Presiden Filipina sebelumnya yang dianggap otoriter.
"Tapi kita harus melihat secara objektif apakah trendnya akan kembali seperti dulu atau mereka akan banyak pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa politik masa lalu yang melibatkan kedua orang tua mereka," sambungnya.
Artikel Terkait
Sikapi Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi Suarakan Stop Perang dalam Dua Bahasa
80 WNI Tiba dari Ukraina, 14 Orang Masih di Bucharest
Saudi Cabut Pembatasan Jarak Sosial dan Karantina, Lengkapnya Ada Tujuh Poin yang Dicabut, Ini Lengkapnya...
Volodymyr Zelensky : Tidak Ada Kompromi di Mariupol!
Zelensky : Kedaulatan dan Integeritas Ukraina Prioritas Kami
Vladimir Putin Wajibkan Negara Tak Bersahabat Beli Gas Rusia Pakai Rubel
Kementerian Pertahanan Rusia Bantah Tuduhan Ukraina
Zelensky Mempertanyakan Fungsi Dewan Keamanan PBB
Taufiq R Abdullah: Bagus Jika G20 Undang Ukraina