Pascapandemi, Wisatawan Pilih Destinasi yang Bersih, Sehat, Aman, dan Melestarikan Lingkungan

- Senin, 9 Agustus 2021 | 18:16 WIB
TES ANTIGEN: Seorang pengunjung diperiksa kesehatannya dengan tes cepat antigen di Lokawisata Baturraden, Banyumas, belum lama ini. (SMBanyumas/Nugroho Pandhu Sukmono)
TES ANTIGEN: Seorang pengunjung diperiksa kesehatannya dengan tes cepat antigen di Lokawisata Baturraden, Banyumas, belum lama ini. (SMBanyumas/Nugroho Pandhu Sukmono)

PURWOKERTO, suaramerdeka-Banyumas.com - Pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Drs Chusmeru MSi mengingatkan para pelaku usaha wisata di Kabupaten Banyumas untuk segera memiliki sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).

Pasalnya, industri pariwisata pascapandemi mengisyaratkan setiap komponen dalam pariwisata harus mengutamakan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan berorientasi pada kelestarian lingkungan.

Menurutnya, bila pandemi dinyatakan usai, perilaku berwisata akan mengalami perubahan.

Pengunjung akan memilih objek wisata yang mengedepankan keselamatan dan kesehatan dalam berwisata.

Baca Juga: Pemkab Banyumas Dorong Pelaku Usaha Wisata Kantongi Sertifikat CHSE

"Begitu pula destinasi wisata yang dikembangkan dengan berorientasi pada kelestarian lingkungan merupakan modal penting dalam usaha wisata."

"Oleh sebab itu, pelaku wisata di Banyumas harus segera menyesuaikan diri dengan arah perubahan perilaku Banyumas.suaramerdeka.com/tag/wisatawan">wisatawan dan konsep pengembangan pariwisata ke depan," katanya, Senin (9/8/2021).

Dia menjelaskan, kecenderungan pelaku usaha wisata untuk menyesuaikan diri semacam ini terjadi hampir di semua destinasi wisata di dunia.

Mereka berlomba untuk mempromosikan objek dan daya tarik wisatanya sebagai produk yang telah tersertifikasi.

Baca Juga: Pelaku Wisata Kibarkan Bendera Putih, Pengamat Sebut Enam Sektor Wisata Ini Perlu Bantuan

Pelaku usaha pariwisata di Banyumas perlu menyadari, pada masa pascapandemi pengelolaan pariwisata memerlukan tiga sehat, yaitu sehat objek dan daya tarik wisata, sehat pengelola dan pekerjanya, serta sehat wisatawannya.

Pengelola dan pekerja wisata yang sehat juga menunjukkan kesiapan tuan rumah dalam menyambut Banyumas.suaramerdeka.com/tag/wisatawan">wisatawan.

"Sertifikasi CHSE bagi pelaku usaha wisata ini menggambarkan kesiapan tuan rumah dalam menyambut Banyumas.suaramerdeka.com/tag/wisatawan">wisatawan. Oleh sebab itu, pengelola hotel, restoran, biro perjalanan, dan objek wisata perlu segera mendapatkan sertifikat tersebut."

"Apalagi program sertifikasi yang dilakukan Banyumas.suaramerdeka.com/tag/Kemenparekraf">Kemenparekraf tidak dipungut biaya sama sekali. Keuntungan lain, dengan telah tersertifikasi CHSE maka nama usaha pariwisata itu masuk dalam laman Banyumas.suaramerdeka.com/tag/Kemenparekraf">Kemenparekraf. Hal ini tentu akan membuat usaha pariwisata itu dikenal dan dapat menjadi ajang promosi," jelasnya.

Baca Juga: Ringankan Beban, Pemkab Purbalingga Bagikan Paket Sembako untuk 487 Pelaku UMKM Daya Tarik Wisata

Sementara itu, Sekretaris Dinporabudpar Banyumas, Wakhyono mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi tahapan CHSE pada objek wisata milik Pemkab, dan seluruh desa wisata.

"(Sosialisasi) secara bertahap karena tidak ada kerumunan. Kepada pemilik objek swasta juga sudah dilakukan sosialisasi dalam grup aplikasi pesan. Tapi memang ada syaratnya, yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP), minimal NIB itu. Kalau tidak punya, otomatis, sangat sulit mendapat CHSE," ujarnya. (K35-)

Editor: Nugroho Pandhu Sukmono

Tags

Terkini

Borobudur Aman dari Hujan Abu Vulkanik Merapi

Minggu, 12 Maret 2023 | 08:28 WIB

Empat Wisata Alam di Banyumas Menenangkan Pikiran

Selasa, 7 Maret 2023 | 14:10 WIB

2022, Kunjungan Wisata Dieng Capai Angka 2 Juta

Sabtu, 11 Februari 2023 | 07:58 WIB
X