BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Umat dan simpatisan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Boen Tek Bio Banyumas, menggelar sembahyang King Thi Kong atau Tuhan Yang Maha Esa, Minggu, 29 Januari 2023 malam.
Upacara ini merupakan tradisi yang menjadi bagian dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.
Humas TITD Boen Tek Bio Banyumas, Sobita Nanda menuturkan, ibadah tertinggi ini memiliki ciri khas penggunaan tebu dan tradisi khusus.
Di masa lalu, tradisi ini hanya dilakukan oleh seorang Kaisar yang pergi bersembahyang di puncak gunung.
Baca Juga: Menjelang Tahun Baru Imlek, Klenteng Hok Tek Bio Purwokerto Berbenah
"Sebenarnya ada dua versi. Versi pertama, ada sebuah cerita, masyarakat Tiongkok saat itu tercerai berai karena diserang musuh (sekitar Dinasti Qing). Lalu mereka berlari dan sembunyi di kebun tebu. Karena tebu itu telah menyelamatkan mereka, maka sejak itu orang Tiongkok menggelar sembahyang dengan menggunakan tebu. Versi kedua, hanya dilakukan oleh Kaisar," tuturnya.
Di masa kini, persembahyangan tersebut tidak hanya dilakukan oleh kaisar, tapi juga rakyat jelata.
Namun, altar atau meja untuk sembahyang King Thi Kong dibuat lebih tinggi.
Sementara pada bagian kaki-kaki meja tersebut, terikat dua batang tebu.
Baca Juga: Begini Makna Tradisi Memandikan Patung Dewa Menjelang Imlek
Adapun pada Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, batang tebu tidak dipasang pada meja altar.
Melainkan diikat pada tiang depan altar Thian (Tuhan).
Batang tebu yang diikat juga utuh, mulai dari akar, batang hingga bunga dan daunnya.
"Sembahyang ini paling sakral dalam tradisi Tionghoa," tuturnya.
Artikel Terkait
Paguyuban Warga Keturunan Tionghoa Bagikan 30.000 Sembako Untuk warga Terdampak Covid-19
Sembahyang Rebutan, Tradisi Tionghoa Mengantar Arwah Menuju Akhirat
Simak Tanggal Merah 2022, Libur Imlek 1 Februari
Menjelang Tahun Baru Imlek, Klenteng Hok Tek Bio Purwokerto Berbenah
Ini Alasan Memandikan Patung Dewa Dipercaya Membawa Berkah