PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Tari menjadi bahasa tubuh yang universal bagi Rianto, koreografer tari asal Banyumas.
Hal itu ditampilkan pada acara "Ngopi Bareng Lengger" di Cafe Kopi Kebon, Purwokerto, Kamis, 19 Januari 2023 malam.
Seniman yang bermukim di Jepang ini mengawali penampilannya dengan membawakan tari tradisional Topeng Sekartaji.
Tari ini mengisahkan cinta, harapan, dan kesakitan. Dengan tariannya itu Rianto mengungkapkan Sekartaji sedang menunggu Panji pulang dari perang.
"Cinta selalu datang dengan kesakitan."
Baca Juga: Garap Sendratari Ksatria Singadipa, Rianto: Memaknai Semangat Juang Sang Panglima
Kata Rianto, koreografer tari, seusai membawakan tariannya.
Tari lain yang dibawakan adalah tari Sastra Jiwangga. Tari inilah yang sudah sering di pentaskan oleh Rianto ke mancanegara. Ia sudah menampilkan tari ini hingga ke lima benua.
Di bagian akhir pementasan, Rianto melepas seluruh pakaiannya, hingga tersisa celana pendek.
Dia kembali mengenakan topeng merah dan menari dengan gagah bak seorang lelaki.
Baca Juga: Cerita Rianto Menjalani Puasa Ramadan di Negeri Sakura: Kangen Kumpul Keluarga dan Soto Ni Tiwen
Dalam sesi diskusi, penulis naskah Sastra Jiwangga, Aziz al Rasyid mengungkapkan, karya yang sudah berulang kali tampil di luar negeri ini sudah saatnya kembali ke rumahnya.
Sebab, masyarakat yang berasal dari tempat kelahiran Rianto belum pernah menonton, justru orang yang jauh bisa menikmati penampilannya.
Dia menjelaskan, tari Sastra Jiwangga berarti tubuh itu menjadi sebuah bahasa.
Artikel Terkait
Usung Memoar Lengger Lanang, Rumah Lengger Bakal Hadir di Penutupan Artjog 2021
Akhir Pekan Ini, Nonton Pentas Kolaborasi 'Metamorfosa Lengger' Yuk!
Pentas 'Metamorfosa Lengger': Membaca Dinamika Seni Lengger
Merintis Jalan Pusat Arsip dan Dokumentasi Seni Lengger
Lengger Masih Jadi Favorit Dalam Peken Banyumasan
Rumah Lengger Cari 20 Penari Terbaik, Bakal Pentaskan Karya pada Juni 2022
Lengger Banyusobo: Kolaborasi 75 Seniman di Amazing Lengger Festival untuk Memeriahkan Dieng Culture Festival
Sejarah Desa Tlaga: Menguak Cerita Eyang Ajeng, Penari Lengger Pertama di Desa Tlaga, Gumelar (2-habis)
Lirik Lagu Sekar Gadung Pengiring Pentas Ronggeng/ Lengger hingga Ebeg Banyumasan