Gereja Katedral Purwokerto Bikin Pohon Natal dari 75 Kg Sabut Kelapa, Ini Maknanya

- Kamis, 22 Desember 2022 | 16:31 WIB
POHON NATAL UNIK: Pohon natal yang dibuat dari 75 kg sabut kelapa disiapkan untuk perayaan Natal di Gereja Katedral Purwokerto, Kamis, 22 Desember 2022.           (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum)
POHON NATAL UNIK: Pohon natal yang dibuat dari 75 kg sabut kelapa disiapkan untuk perayaan Natal di Gereja Katedral Purwokerto, Kamis, 22 Desember 2022. (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum)

PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Panitia Natal serta umat Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto membuat pohon Natal unik yang terbuat dari susunan sabut kelapa.

Pohon setinggi 5 meter dan berdiameter 4 meter itu menghabiskan 75 kilogram sabut kelapa.

Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, RD Martinus Ngarlan menjelaskan, pemanfaatan serabut kelapa untuk pohon Natal ini merupakan bentuk pertobatan ekologis.

Sabut kelapa yang biasanya tidak terpakai atau dibuang, dimanfaatkan sebagai ornamen atau hiasan pohon Natal.

Baca Juga: Hadapi Libur Nataru, Pasokan Gas Elpiji 3 Kg di Banyumas Ditambah 34.720 Tabung

"Kami mengajak umat untuk mengadakan pertobatan ekologis artinya, di tengah kerusakan lingkungan hidup, kami akan berusaha memelihara lingkungan dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah tidak berguna," jelasnya, ketika ditemui Kamis, 22 Desember 2022.

"(Pemanfaatan bertujuan) tidak menambah sampah yang semakin banyak. Tetapi menggunakan sampah itu memuliakan Allah," imbuhnya lagi.

Menurutnya, sabut kelapa dipilih karena memiliki banyak makna. Kelapa mulai dari daun, buah, batang, termasuk kulit atau sabut kelapa sangat berguna.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Misa Natal Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Cek Disini

Harapannya, lanjut dia, umat Katolik khususnya di Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto berguna dan bermakna bagi banyak orang terlebih dalam mewartakan kasih Tuhan kepada sesama dan ciptaan Allah.

"Sehingga Natal tahun ini menjadi bermakna bagi umat Katolik dalam merajut kebersamaan dalam kebhinekaan. Menjadi berguna, berarti bagi orang lain dalam membangun kebersamaan NKRI," katanya.

Romo Ngarlan menuturkan, proses pembuatan pohon Natal tersebut memakan waktu sekitar sepekan.

Adapun 75 kg sabut kelapa tersebut merupakan sumbangan dari jemaat yang setiap hari memanfaatkan kelapa sebagai bahan makanan.

Baca Juga: Amankan Libur Nataru, Polres Banjarnegara Siagakan 319 Personel Gabungan

Halaman:

Editor: Nugroho Pandhu Sukmono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X