Begini Makna Hari Pahlawan bagi Koreografer Otniel Tasman

- Jumat, 11 November 2022 | 13:22 WIB
PENTASKAN KARYA: Koreografer tari, Otniel Tasman mementaskan karyanya "Lengger Laut" bersama Otniel Dance Community saat penutupan Jagad Lengger Festival (JLF) 2022 di Pendapa Yudhanegara, Kota Lama Banyumas, Senin, 27 Juni 2022 lalu. (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum)
PENTASKAN KARYA: Koreografer tari, Otniel Tasman mementaskan karyanya "Lengger Laut" bersama Otniel Dance Community saat penutupan Jagad Lengger Festival (JLF) 2022 di Pendapa Yudhanegara, Kota Lama Banyumas, Senin, 27 Juni 2022 lalu. (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum)

BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com Hari Pahlawan memiliki makna tersendiri bagi koreografer tari, Otniel Tasman (32).

Pria yang baru saja lulus dari Pascasarjana Penciptaan Seni ISI Surakarta ini mengemukakan, generasi muda merupakan tongkat estafet yang wajib meneruskan cita-cita pahlawan memperjuangkan, merebut, mempertahankan dan mengisi ruang kemerdekaan.

Dalam momentum peringatan Hari Pahlawan ini, seniman asal Sokaraja, Kabupaten Banyumas ini meningatkan, anak muda harus dapat menunjukkan karya terbaiknya.

Tentu saja, bagi pelaku seni seperti dirinya, tekad dan kerja keras untuk mewujudkan gagasan, ide serta kreativitas merupakan syarat mutlak.

Baca Juga: Sejarah Desa Tlaga: Menguak Cerita Eyang Ajeng, Penari Lengger Pertama di Desa Tlaga, Gumelar (2-habis)

"Kapten tertinggi di bidang seni budaya ya seniman itu sendiri," kata Kamis, 10 November 2022.

Menurut pria kelahiran 25 Januari 1989 ini, konsep kepahlawanan di bidang seni dapat diartikan sebagai orang yang berkorban menyediakan waktu, tenaga dan energi demi pelestarian dan pengembangan kesenian.

Sosok pahlawan seni adalah seniman yang melahirkan karya abadi, bahkan sampai sekarang masih digemari dan bermanfaat bagi masyarakat.

Di masa kini, pelaku seni juga dihadapkan oleh berkembangnya teknologi dan dunia digital.

Baca Juga: Lengger Banyusobo: Kolaborasi 75 Seniman di Amazing Lengger Festival untuk Memeriahkan Dieng Culture Festival

Semua lini profesi maupun pekerjaan dapat dengan mudah tergantikan oleh teknologi yang maju, termasuk kesenian.

"Tetapi satu hal yang tidak bisa digantikan adalah kreativitas seniman. Ini tidak bisa digantikan oleh kecerdasaran buatan, mesin atau robot," kata penari yang kerap menampilkan karya yang terinspirasi dari seni lengger Banyumasan ini.

Otniel sendiri merintis karir sebagai koreografer sejak tahun 2014. Karyanya banyak terinspirasi dari seni lengger Banyumas.

Dia pernah berkolaborasi dengan Didik Nini Thowok dan beberapa karya lain seperti 'Lengger Laut' (2014) dan 'Nosheheorit' (2017). Karya ini dipentaskan di Festival Europalia 2017 dan tiga kota di Belgia yaitu 'Lengger Laut' di DeSingel (Antrwep), 'Nosheheorit' di Charleroi Danse (Charleroi), dan KVS Theatre (Brussels).

Halaman:

Editor: Nugroho Pandhu Sukmono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Berikut ini Bunyi Tepuk Puasa atau Tepuk Saum

Rabu, 22 Maret 2023 | 18:59 WIB

Ini Alasan Produksi Film Butuh Manajemen yang Rapi

Senin, 20 Maret 2023 | 12:36 WIB

DKKB Lantik Pengurus Pakumas Korcam Kembaran

Senin, 20 Maret 2023 | 08:23 WIB
X