Pentas Lanang Lenggeran Bakal Hadirkan 100 Penari

- Rabu, 9 November 2022 | 19:57 WIB
MENARI BERSAMA: Seniman Rumah Lengger menari bersama di arena Peken Banyumasan, komplek Pendapa Yudhanegara, Kota Lama Banyumas, Sabtu, 16 April 2022.   (SMBanyumas/Nugroho Pandhu Sukmono)
MENARI BERSAMA: Seniman Rumah Lengger menari bersama di arena Peken Banyumasan, komplek Pendapa Yudhanegara, Kota Lama Banyumas, Sabtu, 16 April 2022. (SMBanyumas/Nugroho Pandhu Sukmono)

 

PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Sedikitnya 100 penari lengger bakal beraksi dalam gelaran "Pentas Lanang Lenggeran" yang digelar Yayasan Budaya Langgengsari bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Sabtu, 19 November 2022 malam di Lapangan Desa Pandak, Baturraden, Banyumas.

Ketua Yayasan Budaya Langgengsari, Suntoro mengatakan, pihaknya akan berkolaborasi dengan sejumlah seniman lengger di Banyumas Raya.

"Ada beberapa teman lengger senior dan muda yang ikut bergabung seperti Agnes, Sigit dan lainnya," kata dia, ketika dihubungi Selasa, 8 November 2022.

Pementasan ini, kata dia, diawali dengan penyusunan basis pendataan penari lengger lanang yang berada di wilayah Banyumas Raya.

Baca Juga: Sejarah Desa Tlaga: Menguak Cerita Eyang Ajeng, Penari Lengger Pertama di Desa Tlaga, Gumelar (2-habis)

Suntoro memerinci, Yayasan Budaya Langgengsari telah mendata sekitar 85 orang pelaku seni lengger lanang di wilayah Banyumas Raya.

Rinciannya, pelaku seni terbanyak berada di Banyumas yaitu 45 penari.

Sebanyak 19 penari asal Kebumen, 10 penari asal Purbalingga dan sisanya dari Banjarnegara dan Cilacap.

Mereka seluruhnya adalah seniman dan pelaku budaya yang aktif melestarikan Budaya lengger lanang sejak sebelum pandemi.

Baca Juga: Lengger Banyusobo: Kolaborasi 75 Seniman di Amazing Lengger Festival untuk Memeriahkan Dieng Culture Festival

Adapun terkait Pentas Lanang Lenggeran, Suntoro mengatakan, para seniman akan menggelar tarian dengan konsep lengger dari masa ke masa.

Bagi masyarakat Tlatah Penginyongan, lengger erat kaitannya dengan tradisi pemujaan kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang melimpah.

Di masa lalu, bila tidak ada permintaan pentas, pelaku seni tradisional ini kerap melakukan pentas secara berkeliling atau dalam istilah setempat 'barangan'.

Lengger juga tidak lepas dari pengaruh kondisi sosial dan politik pada era transisi Orde Lama ke Orde Baru.

Halaman:

Editor: Nugroho Pandhu Sukmono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ini Alasan Produksi Film Butuh Manajemen yang Rapi

Senin, 20 Maret 2023 | 12:36 WIB

DKKB Lantik Pengurus Pakumas Korcam Kembaran

Senin, 20 Maret 2023 | 08:23 WIB

Jadwal Pentas Kuda Lumping Hari Ini di Banyumas

Selasa, 7 Maret 2023 | 11:29 WIB

Pengurus Pakumas di Enam Kecamatan Dilantik

Senin, 6 Maret 2023 | 16:44 WIB
X