BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com- Tak semua orang yang ingin menjadi penari ebeg atau menjadi 'wayang' akan menjadi atau jadi.
Pasalnya biasanya hukum alam atau seleksi akan menentukan mereka termasuk soal tahapan ritual menjadi tukang ebeg, penari ebeg atau wayang.
"Jadi biasanya dari tujuh orang atau jumlah ganjil lainnya calon tukang ebeg, tak semuanya jadi. Biasanya ada saja yang gugur dan gagal. Dan ia harus mengulanginya kembali," jelas Buang Sutoyo, pegiat ebeg dari Desa Pancurendang Kecamatan Ajibarang.
Baca Juga: Hari ini dalam Sejarah : 31 Oktober, Selain Halloween, Ada Juga Reformasi Protestan
Adapun ritual yang dijalani ebeg itu antara lain mulai dari berpuasa, ngasrep (puasa menghindari makanan bergaram, bergula dan berminyak), mutih atau laku 'cegah dahar' lainnya.
Selain itu ada juga laku mandi di muara sungai, sendhang, atau sumber mata air yang dipercaya menjadi pusat para leluhur atau gayuhan indang ada.
Untuk berpuasa atau ngasrep ini biasanya dilaksanakan dengan ketentuan tertentu sekaligus bersamaan dengan ritual adus wengi atau mandi malam.
Baca Juga: Ajang Kompetisi Siswa SD/MI Muhammadiyah di Purbalingga Berlangsung Semarak
Pilihan hari untuk melakukan ritual mandi ini biasanya dilaksanakan pada hari pasaran Manis ataupun Kliwon, sementara untuk rahayuning dina pasaran yaitu Selasa Kliwon ataupun Jumat Kliwon.
Artikel Terkait
Setelah Jadi 'Bakul Peso' Bupati Banyumas Achmad Husein Jadi 'Tukang Ebeg', Ana Apa Iloken...
Ini Dia Kelompok Seni Budaya yang Mejadi Juara Festival Ebeg Kreatif dan Festival Kesenian Langka
Kesenian Ebeg Banyumas Masuk Nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2022
Kesenian Ebeg Banyumas Digandrungi Masyarakat, Ini Asal Mulanya
Lagu Eling-eling Banyumasan, Lagu Wajib Saat Penari Ebeg Mulai Dijantur, Wuru, Mendem
Ini Lirik Lagu Ebeg Banyumas : Ricik-ricik Banyumasan beserta Artinya
Tahapan Ritual Menjadi Ebeg, Tahapan Membersihkan Diri dan Memantapkan Hati
Cerita Seorang Dukun Ebeg yang Jelang Meninggal Minta Disembelihkan Ebeg