Sebagai wadah yang sangat cair dan ruang alternatif, Heartcorner Collective telah menghasilkan berbagai karya selama perjalanannya.
Bagi pelaku kreatif di seputaran Barlingmascakeb tentu akrab dengan tajuk seperti album kompilasi "The Empty Space Journey", "Lihat Kebunku", "Young & Glory", serta "Space Invasion". Pun demikian dengan kelahiran band-band seperti The Telephone, Sad Story on Sunday, SoulSaver, Pagi yang Indah, hingga Where Are you My Band.
Juga kehadiran ruang-ruang alternatif seperti Gedung Sumanto, Balai Cundomanik, Kafe Soedirman, Kafe Alun-Alun, Kebon Kopi, Blasta, hingga Elano.
Baca Juga: Pameran Gambar 'Klangenan', Cara Perupa Merayakan Kebangkitan Seni Rupa Pascapandemi
"Yang mengikat orang-orang tersebut adalah kesukaannya pada kebudayaan populer cutting edge. Begitu juga dengan bangunan-bangunan yang dulu dijadikan ruang alternatif oleh Heartcorner Collective. Kebanyakan dari bangunan tersebut sekarang sudah beralih fungsi entah karena pengaruh kapitalisasi ruang atau kesulitan finansial yang dialami oleh pengelolanya," kata dia.***
Artikel Terkait
Kegiatan Seni Budaya Jalan, Protokol Kesehatan Tak Boleh Diabaikan
Pentas 'Metamorfosa Lengger': Membaca Dinamika Seni Lengger
Merintis Jalan Pusat Arsip dan Dokumentasi Seni Lengger
'Play-on', Cara Pelajar Mengekspresikan Kemerdekaan lewat Karya Seni Rupa
Larasatun Punya Julukan Woro Cengkir Gading, Berdedikasi Tinggi Terhadap Seni