PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Komunitas kolektif indie, Heartcorner Collective bakal menggelar pameran "Ruang dan Orang" di Foxe Studio, Purwokerto, Sabtu 29 Oktober 2022, pukul 16:00-22:00 WIB.
Pegiat Heartcorner Collective, Kemal Fuad Ramadhan mengatakan, tema pameran diambil dari unsur logika sebuah kolektif ditopang oleh dua hal utama yaitu ruang dan orang.
Arsip yang akan ditampilkan pada berupa beragam flyer, pamflet maupun poster gigs yang pernah diselenggarakan oleh Heartcorner Collective selama 17 tahun.
"Keseluruhan arsip merupakan arsip digital. Sedangkan pada tema orang akan ditampilkan arsip-arsip berupa foto dan video yang berisi kerumunan orang-orang yang pernah terlibat dalam kerja-kerja kolektif Heartcorner Collective selama 17 tahun," kata Kemal, Kamis, 27 Oktober 2022.
Baca Juga: Empat Lukisan Terjual di Pameran Seni Rupa 'Gregah', Nilai Transaksi Capai Belasan Juta
Dia mengatakan, selain pameran, juga diadakan ekshibisi dari band-band yang dirilis/ berafiliasi dengan Heartcorner Records di antaranya Astakiri (Hip-Hop), Dracul (Hip-Hop), Voodska (Ska), dan Baramantra (Rock).
Divisi ini berfokus untuk merilis lagu maupun album dari band-band lokal Purwokerto ini didirikan pada tahun 2014.
Kemal menuturkan, perjalanan Heartcorner Collective yang terekam dalam memori kolektif pegiat komunitas cukup panjang.
Didirikan oleh sekumpulan anak muda yang berbasis mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, sekitar pertengahan 2005.
Baca Juga: Pameran Seni Rupa Gregah: Merekam Dinamika Perupa 'Ngapak' di Jagat Seni
"Saat itu, stasiun televisi di Indonesia tiba-tiba menyediakan kanal untuk musisi-musisi cutting edge. Karena itu, kami memutuskan untuk membentuk sebuah kolektif untuk mengantisipasi gelombang tersebut. Kolektif ini menjadi wadah yang sangat luas bagi kebudayaan populer yang lekat dengan anak muda di Purwokerto," tuturnya.
Dalam kurun waktu tersebut, Heartcorner Collective secara aktif dan dinamis berperan dalam menciptakan wadah dan ruang alternatif berkreasi bagi para pelaku kreatif cutting edge.
Sebagai wadah, kolektif tersebut menjadi organisasi yang sangat cair bagi para pelaku kreatif.
Lalu sebagai ruang, kolektif tersebut kerap menciptakan ruang-ruang baru bagi terselenggaranya gelaran-gelaran bagi para pelaku kreatif.
Artikel Terkait
Kegiatan Seni Budaya Jalan, Protokol Kesehatan Tak Boleh Diabaikan
Pentas 'Metamorfosa Lengger': Membaca Dinamika Seni Lengger
Merintis Jalan Pusat Arsip dan Dokumentasi Seni Lengger
'Play-on', Cara Pelajar Mengekspresikan Kemerdekaan lewat Karya Seni Rupa
Larasatun Punya Julukan Woro Cengkir Gading, Berdedikasi Tinggi Terhadap Seni