BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com- Menjadi penari ebeg atau tukang ngebeg menjadi salah satu cara orang yang ingin belajar tentang kemantapan, keikhlasan yang dimulai dari pembersihan diri.
Dari perbincangan Suara Merdeka Banyumas dengan para pegiat kelompok ebeg Putra Satria, Watumas Purwokerto didapatkan sejumlah perihal soal motivasi dan proses menjadi penari ebeg Banyumasan.
"Ebeg itu intinya bukan untuk 'menggayuh' indang saja. Tetapi lebih dari itu dan lebih dalam dari itu karena dalam tahapan menjadi ebeg, seseorang diminta untuk bisa mulai membersihkan diri, memantapkan diri dan memasrahkan diri," jelas Purwanto, ketua RT di mana lokasi kelompok ebeg itu ada.
Baca Juga: Longsor dan Tanah Bergerak di Purbalingga, 153 KK Mengungsi
Dari pergaulannya dan pendampingannya kepada kelompok ebeg di lingkungannya, ebeg menjadi salah satu cara orang mengetahui seberapa diri ini bersih dan pantas untuk menjadi penari ebeg.
"Jadi untuk pembersihan diri atau penyucian diri, seorang calon penari ebeg yang juga sering disebut wayang, diminta untuk giat berpuasa, hingga 'ngasrep'. Terutama tiap Hari Rabu Pon, Kemis Wage dan Jumat Kliwon," jelasnya.
Semakin sering berpuasa atau ngasrep atau menjadi bagian dari laku pembersihan diri, seorang penari ebeg ataupun dukun ebeg atau yang juga disebut sebagai dalang, maka ia akan menjadi semakin bersih.
Baca Juga: 76 Warga 2 Desa Mengungsi Akibat Longsor
Dengan inilah berbagai aura positif, mistis hingga bahkan soal 'pengasihan' akan muncul dengan sendirinya.
Artikel Terkait
Setelah Jadi 'Bakul Peso' Bupati Banyumas Achmad Husein Jadi 'Tukang Ebeg', Ana Apa Iloken...
Ini Dia Kelompok Seni Budaya yang Mejadi Juara Festival Ebeg Kreatif dan Festival Kesenian Langka
Kesenian Ebeg Banyumas Masuk Nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2022
Kesenian Ebeg Banyumas Digandrungi Masyarakat, Ini Asal Mulanya
Lagu Eling-eling Banyumasan, Lagu Wajib Saat Penari Ebeg Mulai Dijantur, Wuru, Mendem
Ini Lirik Lagu Ebeg Banyumas : Ricik-ricik Banyumasan beserta Artinya