Setelah itulah sepupuh Kanjeng Nabi Muhammad tersebut menjawab dan memberikan penjelasan kepada Dzi'lib tersebut sebagai berikut.
Baca Juga: Jadwal Samsat Keliling Banjarnegara, Jumat, 16 September 2022, Wanadadi dan Puja Sera
Dia (Allah) tak akan tercapai oleh pengelihatan mata, tetap oleh mata hati yang penuh dengan hakikat keimanan.
Ia dekat dari segalanya tanpa sentuhan. Jauh tanpa jrak. Berbicara tanpa harus berpikir sebelumnya. Berkehendak tanpa perlu berencana.
Berbuat tanpa perlu memerlukan tangan. Lembut tapi tak tersembunyi.
Besar tapi tak teraih. Melihat tapi tidak bersifat inderawi. Maha Penyayang tapi tak bersifah lunak.
Wajah-wajah merunduk di hadapan keagungan-Nya. Jiwa-jiwa bergetar karena ketakutan terhadap-Nya. ***
Artikel Terkait
Ahmad Tohari: Menulislah Maka Kamu Akan Ada
Ahmad Tohari: Karakter Banyumasan atau Penginyongan adalah Setara, Penguat Republik
Ahmad Tohari : Memandang Rendah Suatu Bahasa itu Bukan Sikap Terpelajar
Kisah Islami: Kisah Tsa'labah bin Hathib yang Zakatnya Ditolak Allah, Rasulullah dan Sahabat Nabi
Kisah Islami: Sebelum Kaya Raya, Tsa'labah dan Isteri Hanya Memiliki Selembar Kain Saja Untuk Bergantian Salat
Gus Dur, Muktamar NU, Ketua PBNU dan Presiden
Ahmad Tohari Mengaku Kalah dengan Anak SMP 2 Purwokerto, Karena ini...
Ahmad Tohari 74 Tahun, Terus Berkarya di Usia Senja, Gelisah Terhadap Rendahnya Minat Baca Sastra Anak Muda
Humor Gus Dur: Yang Benar Mana dari Sejarah Kurban? Yang Diminta Disembelih itu Nabi Ismail atau Nabi Ishak?
Ini Isi Perbincangan Sastra dan Indonesia dari Ahmad Tohari dengan Pembaca Ronggeng Dukuh Paruk di Jerman