“Semoga tradisi ini terus berjalan. Dan tadi juga ada yang dicukur berasal dari luar Jawa Tengah,” katanya.
Terkait permintaan anak bajang, Ganjar menuturkan, hal tersebut merupakan imajinasi anak-anak dan yang tidak selalu berbau kemewahan.
“Ada yang minta es krim. Dulu juga ada yang minta penari yang khusus dipentaskan di depannya,” ungkapnya.
Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi mengatakan, pada ruwat rambut gimbal DCF kali ini jumlah pesertanya lebih banyak dibandingkan DCF yang pernah diselenggarakan. Bahkan, sebelumnya ada 30 lebih anak yang mendaftar untuk dicukur pada DCF.
“Tapi setelah kita seleksi dengan berbagai pertimbangan, hanya 15 anak saja yang diakomodasi panitia,” katanya.***
Artikel Terkait
Ruwatan Pemotongan Rambut Gimbal Jadi Acara Puncak Dieng Culture Festival
Lengger Banyusobo: Kolaborasi 75 Seniman di Amazing Lengger Festival untuk Memeriahkan Dieng Culture Festival
Besok Dieng Culture Festival Dibuka, Ini Rangkaian Acaranya
Kemenparekraf Apresiasi Konsistensi Dieng Culture Festival
Tiga Hari Dieng Culture Festival, 100 Ribu Wisatawan Hadir, Perputaran Uang Capai 50 Miliar
Ribuan Lampion Hiasi Langit Malam Dieng
Penerbangan Ribuan Lampion di Arena Dieng Culture Festival Sudah Mendapatkan Izin Otoritas Penerbangan
Ganjar Pranowo: Dieng Culture Festival Berharap Jadi Pengungkit Pariwisata, Bukan Perayaan Bebas Pandemi
15 Anak Ikuti Prosesi Tradisi Cukur Rambut Gimbal di Dieng Culture Festival
Bank Indonesia Purwokerto Implementasikan QRIS di Destinasi Dataran Tinggi Dieng