BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Lintasan sejarah perkembangan Kota Purwokerto dapat disaksikan pada pameran foto dan arsip Banyumas Raya yang digelar komunitas pelestari sejarah Banjoemas History Heritage Community (BHHC) di objek wisata The Village, Baturraden, Banyumas 17-31 Agustus 2022.
Pameran ini memajang puluhan foto dan arsip dari masa lalu yang terkumpul sejak tahun 2007.
Contohnya, foto Alun-alun Purwokerto yang kala itu berdiri sebagai kabupaten sendiri setelah Kabupaten Ajibarang.
Pada masa itu, Alun-alun kota masih berlokasi di sekitar Pasar Wage kemudian berpindah di ke sebelah barat.
Baca Juga: Disusun Enam Bulan, Buku Sejarah Pengawas Pemilu di Banyumas dari Tahun 2004 Diluncurkan
Suasana Kota Baru Purwokerto yang sekarang berada di utara Jalan Jenderal Soedirman ini tergambar bahwa kota tersebut bisa dibilang sangat kecil, berbeda dengan Semarang, Yogyakarta atau bahkan Jakarta.
"Kota Purwokerto ini awalnya dianggap sebagai pusat kota baru sedangkan kota lama berpusat di Pasar Wage, Purwokerto awalnya. Dan hanya sebuah kota sangat kecil bahkan bisa disebut kampung, Kampung Purwokerto," kata founder BHHC, Jatmiko Wicaksono, tempo hari.
Dia menjelaskan, kedatangan Belanda mengubah wajah Kota Purwokerto. Pembangunan cukup masif seiring berdirinya Pabrik Gula Purwokerto, perusahaan kereta milik Belanda Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), yang kemudian dikenal dengan nama Stasiun Timur.
Baca Juga: Mau Tahu Jejak-jejak Sejarah Banyumas Raya, Intip Pameran Foto dan Arsip Sejarah BHHC Yuk!
Artikel Terkait
Belum 'Digarap' Serius oleh Para Penulis, Sastra Anak Bisa Jadi Peluang Penulis Kini dan Mendatang
'Melukis Soedirman', Cara Perupa Memvisualkan 15 Momen Penting Jenderal Soedirman Pasca Perang Kemerdekaan
Desa Tayem Karangpucung Akan Jadi Tuan Rumah Perayaan Antologi Wasiat Botinglagi
Aksi Tujuh Dalang Muda Banyumas, Wayang Kulit pun Jadi Sarana Edukasi dan Pengetahuan
Puluhan Pendaki Bakal Kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Slamet
Puisi 'Pahlawan Tak Dikenal' Karya Toto Sudarto Bachtiar
Ini Lima Kosakata Bahasa Indonesia yang Terdengar Kasar bagi Penutur Bahasa Rusia
'Play-on', Cara Pelajar Mengekspresikan Kemerdekaan lewat Karya Seni Rupa
Di Keniten, Festival Film Purbalingga Pancing Kreativitas Warga Desa