Desa Tayem Karangpucung Akan Jadi Tuan Rumah Perayaan Antologi Wasiat Botinglagi

- Kamis, 11 Agustus 2022 | 18:07 WIB
Eddy Pranata PNP, Dwita Utami dan Wanto Tirta (SM Banyumas/dok)
Eddy Pranata PNP, Dwita Utami dan Wanto Tirta (SM Banyumas/dok)

Baca Juga: Dukung Pemberantasan Mafia Tanah Aset Kebondalem, AMB Kirim Petisi ke Kejari Purwokerto

Presiden Geguritan Banyumas, Wanto Tirta yang puisinya juga lolos kurasi menyatakan keikut sertaan penyair Banyumas Raya di antologi puisi Wasiat Botinglangi, tentu menjadi perhatian sendiri, itu termasuk bentuk pengakuan dunia sastra di luar Banyumas Raya. 

Dalam antologi tersebut tergabung karya-karya penyair seluruh Indonesia. Rupanya dengan puisi mampu melintasi ke berbagai daerah dan menjadi bahasa komunikasi antar penyair melalui karya-karyanya.

Apalagi tema yang diusung sangat menarik untuk dipuisikan, sehingga antologi puisi ini merupakan kerja kreatif lintas daerah/pulau dalam kerangka merayakan dan menggembirakan dunia sastra/ puisi di jagad sastra mutakhir.

Baca Juga: Kesimpulan LPSK Sementara, Putri Candrawathi Terancam Tak Dapat Perlindungan LPSK 

Desa Tayem merupakan fenomena baru dalam kancah apresiasi sastra/puisi maupun kegiatan literasi.

Acara yang diramu dengan kegiatan tradisi yang ada di desa, harapannya puisi bisa ikut ambil bagian dalam mengaktualisasikan nilai-nilai tradisi dan estetika yang ada di desa Tayem. 

“Saya salut kepada  panitia, penyair Dwita Utami yang memprakarsai kegiatan ini. Semoga desa Tayem mampu menginspirasi desa-desa lain.

Semakin banyak desa yang mengadakan kegiatan semacam itu, saya yakin kegiatan literasi akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan subur,” tutur Wanto Tirta dengan nada optimis.

Baca Juga: Ilmuwan Teliti 25 Hewan Untuk Mendeteksi Pembawa Langya Virus Baru di China, Tikus Diduga Paling Jelas

Sementara itu,  Eddy Pranata PNP, presiden penyair Banyumas Raya yang puisinya; “Sebilah Badik Tanpa Warangka” menjadi puisi pilihan dalam antologi Wasiat Botinglangi menyampaikan gagasannya; bahwa karya sastra— puisi akan menembus ruang dan waktu. Gerak humanisme dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat di mana pun berada. 

“Dengan puisi, mudahan-mudahan kita bisa menjadi manusia seutuhnya, bisa mengejawantah persoalan kehidupan lewat kata-kata, dengan ikhlas dan mulia,” ujar Eddy Pranata yang juga founder of Jaspinka. 

Acara ini juga didukung komunitas literasi Genitri yang dimotori Iis Singgih dan komunitas literasi Kepul yang digawangi Mohammad Iskandar. Sejumlah penyair juga akan membaca puisi antara lain; Yanwi Mudrikah, Husnul Khuluqi, Riswo Mulyadi serta musikalisasi puisi Jaspinka. * 

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X