Baca Juga: Dukung Pemberantasan Mafia Tanah Aset Kebondalem, AMB Kirim Petisi ke Kejari Purwokerto
Presiden Geguritan Banyumas, Wanto Tirta yang puisinya juga lolos kurasi menyatakan keikut sertaan penyair Banyumas Raya di antologi puisi Wasiat Botinglangi, tentu menjadi perhatian sendiri, itu termasuk bentuk pengakuan dunia sastra di luar Banyumas Raya.
Dalam antologi tersebut tergabung karya-karya penyair seluruh Indonesia. Rupanya dengan puisi mampu melintasi ke berbagai daerah dan menjadi bahasa komunikasi antar penyair melalui karya-karyanya.
Apalagi tema yang diusung sangat menarik untuk dipuisikan, sehingga antologi puisi ini merupakan kerja kreatif lintas daerah/pulau dalam kerangka merayakan dan menggembirakan dunia sastra/ puisi di jagad sastra mutakhir.
Baca Juga: Kesimpulan LPSK Sementara, Putri Candrawathi Terancam Tak Dapat Perlindungan LPSK
Desa Tayem merupakan fenomena baru dalam kancah apresiasi sastra/puisi maupun kegiatan literasi.
Acara yang diramu dengan kegiatan tradisi yang ada di desa, harapannya puisi bisa ikut ambil bagian dalam mengaktualisasikan nilai-nilai tradisi dan estetika yang ada di desa Tayem.
“Saya salut kepada panitia, penyair Dwita Utami yang memprakarsai kegiatan ini. Semoga desa Tayem mampu menginspirasi desa-desa lain.
Semakin banyak desa yang mengadakan kegiatan semacam itu, saya yakin kegiatan literasi akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan subur,” tutur Wanto Tirta dengan nada optimis.
Sementara itu, Eddy Pranata PNP, presiden penyair Banyumas Raya yang puisinya; “Sebilah Badik Tanpa Warangka” menjadi puisi pilihan dalam antologi Wasiat Botinglangi menyampaikan gagasannya; bahwa karya sastra— puisi akan menembus ruang dan waktu. Gerak humanisme dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat di mana pun berada.
“Dengan puisi, mudahan-mudahan kita bisa menjadi manusia seutuhnya, bisa mengejawantah persoalan kehidupan lewat kata-kata, dengan ikhlas dan mulia,” ujar Eddy Pranata yang juga founder of Jaspinka.
Acara ini juga didukung komunitas literasi Genitri yang dimotori Iis Singgih dan komunitas literasi Kepul yang digawangi Mohammad Iskandar. Sejumlah penyair juga akan membaca puisi antara lain; Yanwi Mudrikah, Husnul Khuluqi, Riswo Mulyadi serta musikalisasi puisi Jaspinka. *
Artikel Terkait
Peringati Harlah ke-92, LP Ma’arif Banyumas Umumkan Juara Lomba hingga Luncurkan Buku Antologi Puisi
Angkat Kisah-Kisah Dampak Perang dan Pengungsi, Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah Menangkan Nobel Sastra 2021
Sastra Pencerahan Bawa Dosen UIN Saizu Raih Penghargaan Tingkat Asia Tenggara
Ini Dia Puisi Ibu Zawawi Imron, KH Mustofa Bisri, Widji Thukul, Amir Hamzah
Puisi Selamat Tahun Baru Kawan karya Gus Mus
Hari Puisi Sedunia 21 Maret, UNESCO: Karena Puisi Menyatukan Orang-orang di Seluruh Benua
Nasihat Ramadhan (Buat Mustofa Bisri) Puisi Karya Gus Mus
Selamat Hari Paskah, Ini Puisi Bertema Paskah dan Isa karya Joko Pinurbo, Gerson Poyk dan Chairil Anwar
Ini dia Puisi Berjudul Selamat Idul Fitri Karya dari Gus Mus
Peringati Harkitnas, Komunitas Literasi dan Sastra Banyumas Barat Gelar Ontran-ontran Sastra di Banyumas Barat
Presiden Penyair dan Geguritan Bertarung di Ontran-ontran Sastra, Siapa yang Menang?
Ahmad Tohari Dapatkan Anugerah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra
Ahmad Tohari 74 Tahun, Terus Berkarya di Usia Senja, Gelisah Terhadap Rendahnya Minat Baca Sastra Anak Muda
HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Ini Dia Puisi Hamid Jabbar Berjudul Proklamasi 2 yang Dibuat 1992
Ini Puisi Bertema Kemerdekaan Berjudul Diponegoro Karya Chairil Anwar
Ini Isi Perbincangan Sastra dan Indonesia dari Ahmad Tohari dengan Pembaca Ronggeng Dukuh Paruk di Jerman
Belum 'Digarap' Serius oleh Para Penulis, Sastra Anak Bisa Jadi Peluang Penulis Kini dan Mendatang
Hikayat Bulan dan Khairan, Puisi Karya Husni Djamaluddin