Cilacap, suaramerdeka-banyumas.com- Sejumlah penyair, seniman dan budayawan Banyumas Raya akan ramaikan perayaan antologi puisi Wasiat Botinglagi di Balai Desa Tayem, Karangpucung, Cilacap pada Minggu 21 Agustus 2022.
Antologi Wasiat Botinglagi adalah kumpula puisi yang ditulis para penyair Indonesia dari berbagai daerah.
Tiga penyair Banyumas Raya yang lolos kurasi Wasiat Botinglangi adalah Eddy Pranata PNP, Wanto Tirta dan Dwita Utami.
Wasiat Botinglangi merupakan antologi puisi yang mengangkat budaya adiluhung Sulawesi Selatan diterbitkan Perpustakaan Komunitas Iqra (Takanitra) Barru, RBCD Parepare, YBUM Parepare dan Rumah Puisi Parepare.
Baca Juga: Soal Kemungkinan Pemecatan Irjen Pol Ferdy Sambo, Tergantung Keputusan Inspektorat Khusus
Tri Astoto Kodarie yang juga salah satu kurator menjelaskan, bahwa tidak semudah yang dibayangkan untuk menulis puisi tematik.
Demikian pula dengan puisi bertema Budaya Sulawesi Selatan. Akan tetapi dengan wawasan keindonesiaan, para penyair telah berupaya dengan pandangan dan referensi budayanya telah melintasi batas-batas etnisnya sendiri.
"Sejumlah 100 penyair dengan kary-karyanya telah berkontribusi untuk Budaya Sulawesi Selatan melalui puisi-puisinya.
Tentu saja ini merupakan sinyal positif bahwa etnis dan kultur di Indonesia bukanlah menjadi persoalan lagi, justru ingin saling memperkuat akar kebudayaan nasional yang adiluhung itu," ungkap Tri Astoto Kodari.
Baca Juga: Warga Berharap Infrastruktur Terdampak Longsor Segera Ditangani
Inisiator acara Dwita Utami, selain pembacaan dan bincang puisi juga akan digelar pertunjukan berbagai cabang seni tradisional.
Acara ini juga merupakan upaya pengenalan sastra/puisi ke tengah masyarakat pedesaan, yang selama ini jauh dan nyaris tidak tersentuh sastra.
“Kegiatan ini juga salah satu upaya nyata pergerakan literasi di desa Tayem. Sebagai langkah awal memperkenalkan lebih dekat kepada masyarakat tentang gerakan literasi yang selama ini masih rendah.
Sambutan dan keterlibatan masyarakat sangat positif, baik dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa, semua siap berpartisipasi,” ujar Dwita Utami, penyair yang juga seorang Sekretaris Desa Tayem.
Artikel Terkait
Peringati Harlah ke-92, LP Ma’arif Banyumas Umumkan Juara Lomba hingga Luncurkan Buku Antologi Puisi
Angkat Kisah-Kisah Dampak Perang dan Pengungsi, Novelis Tanzania Abdulrazak Gurnah Menangkan Nobel Sastra 2021
Sastra Pencerahan Bawa Dosen UIN Saizu Raih Penghargaan Tingkat Asia Tenggara
Ini Dia Puisi Ibu Zawawi Imron, KH Mustofa Bisri, Widji Thukul, Amir Hamzah
Puisi Selamat Tahun Baru Kawan karya Gus Mus
Hari Puisi Sedunia 21 Maret, UNESCO: Karena Puisi Menyatukan Orang-orang di Seluruh Benua
Nasihat Ramadhan (Buat Mustofa Bisri) Puisi Karya Gus Mus
Selamat Hari Paskah, Ini Puisi Bertema Paskah dan Isa karya Joko Pinurbo, Gerson Poyk dan Chairil Anwar
Ini dia Puisi Berjudul Selamat Idul Fitri Karya dari Gus Mus
Peringati Harkitnas, Komunitas Literasi dan Sastra Banyumas Barat Gelar Ontran-ontran Sastra di Banyumas Barat
Presiden Penyair dan Geguritan Bertarung di Ontran-ontran Sastra, Siapa yang Menang?
Ahmad Tohari Dapatkan Anugerah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra
Ahmad Tohari 74 Tahun, Terus Berkarya di Usia Senja, Gelisah Terhadap Rendahnya Minat Baca Sastra Anak Muda
HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Ini Dia Puisi Hamid Jabbar Berjudul Proklamasi 2 yang Dibuat 1992
Ini Puisi Bertema Kemerdekaan Berjudul Diponegoro Karya Chairil Anwar
Ini Isi Perbincangan Sastra dan Indonesia dari Ahmad Tohari dengan Pembaca Ronggeng Dukuh Paruk di Jerman
Belum 'Digarap' Serius oleh Para Penulis, Sastra Anak Bisa Jadi Peluang Penulis Kini dan Mendatang
Hikayat Bulan dan Khairan, Puisi Karya Husni Djamaluddin