Baca Juga: Putri Candrawathi Istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Salah Satu Saksi Kunci Soal Dugaan Pelecehan Seksual
Kegelisahan itu dirasakannya ketika geger 65 ia masih berusia 17 tahun dan peristiwa itu terus menghantuinya.
"Akhirnya saya tuliskan dan saya harus berhadapan dengan tentara. Beruntung ada orang yang berpengaruh menyelamatkan saya dan meyakinkan saya kalau saya ini Nahdlatul Ulama bukan Komunis," katanya.
Ahmad Tohari menyebutkan warna kedaerahan dalam sastra terlihat jelas di sejumlah karya sastra klasik mulai dari Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Hamka, Robohnya Surau Kami karya Ali Akbar Navis, Pahlawan Minahasa karya MR Dajoh.
Kepengarangannyapun tak lepas dari warna daerah Banyumas dalam sebagian besar karyanya.
Baca Juga: RY, Terduga Terorisi Anggota Hubungan Internasional Jamaah Islamiah Ditangkap di Magetan
"Dengan peralatan yang sedemikian canggih sekarang ini, karya sastra bisa degan mudah menyapa dunia. Apa yang bisa dilaksanakan anda sekarang. Manfaatkan peluang itu dengan berkarya agar segera dinikmati orang banyak," tantangnya kepada para hadir.***
Artikel Terkait
Ahmad Tohari: Menulislah Maka Kamu Akan Ada
Ahmad Tohari: Orang Banyumas Jangan Malu Gunakan Bahasa Banyumas
Ahmad Tohari: Karakter Banyumasan atau Penginyongan adalah Setara, Penguat Republik
Ahmad Tohari : Memandang Rendah Suatu Bahasa itu Bukan Sikap Terpelajar
Ahmad Tohari Mengaku Kalah dengan Anak SMP 2 Purwokerto, Karena ini...
Ahmad Tohari Dapatkan Anugerah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra
Ahmad Tohari 74 Tahun, Terus Berkarya di Usia Senja, Gelisah Terhadap Rendahnya Minat Baca Sastra Anak Muda
Hujan Bulan Juni Begitu Deras Tapi Tamu '74 Tahun Ahmad Tohari' Tak Peduli...
Ahmad Tohari : Dua Minggu Lalu Kami Kemah Bersama dan Baru Saja Luncurkan Buku