Gola Gong: TBM Jangan Sampai Jadi 'Tempat Buku Menumpuk'

- Minggu, 23 Januari 2022 | 16:43 WIB
BERBAGI PENGALAMAN: Duta Baca Nasional Gol A Gong saat berbagi pengalaman menulis dan perjalanannya kepada para peserta Bedah Buku Jonggrang di Aula Arpusda Banyumas Sabtu (22/1).   (SM Banyumas/Susanto)
BERBAGI PENGALAMAN: Duta Baca Nasional Gol A Gong saat berbagi pengalaman menulis dan perjalanannya kepada para peserta Bedah Buku Jonggrang di Aula Arpusda Banyumas Sabtu (22/1).  (SM Banyumas/Susanto)

PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com-Duta baca nasional 2021-2025 sekaligus penulis Gola Gong atau Gol A Gong menyatakan pengelolaan taman bacaan masyarakat (TBM) perlu dilakukan secara kreatif dan inovatif sesuai dengan kondisi kebutuhan dan karakteristik masyarakat.

"Jangan sampai TBM ini menjadi Tempat Buku Menumpuk. Tidak ada yang mengunjungi dan membaca buku," katanya saat bedah buku Jonggrang karya Trisnatun di Aula Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Banyumas, Sabtu 22 Januari 2022.

Sastrawan difabel ini menyatakan ia mengelola TBM Rumah Dunia dengan luas 3000 meter persegi dengan koleksi 14 ribu buku. Namun dengan pengelolaan dan manajemen TBM itu tetap ramai.

Baca Juga: Masalah Bersama itu Bernama Lost Learning

"Karena mereka yang datang bukan untuk dimaki-maki, misal dia bikin karya, jelek karyanya tidak saya bilang jelek. Tapi saya bilang karya bikin karya ke dua, ini masih dasar. Cuma cari simbol-simbolnya, misal menulis puisi. Jadi itu yang membuat mereka merasa nyaman," jelasnya.

Gola Gong yang pernah menjadi Ketua Umum Forum taman bacaan masyarakat Indoensia periode 2015-2020 ini menyatakan pengelola TBM harus kreatif melayani masyarakat.

TBM harusnya tidak hanya sekadar sebagai taman baca, tetapi sebagai bagian tempat untuk pemberdayaan masyarakat termasuk bidang ekonomi sesuai kemampuan, bakat dan minat masyarakat.

Baca Juga: Ini Jadwal Film Bioskop di Rajawali Cinema Purwokerto Hari Ini Minggu 23 Januari 2022

"Saya punya TBM Rumah Dunia, kompetensi saya adalah sastra jurnalistik dan film. Saya beritahu ke orang-orang, kalau sastra jurnalistik dan film harus punya nilai ekonomi. Saya melarang anak-anak di Rumah Dunia ini miskin," katanya.

Serius, kata penulis Balada Si Roy ini, kenapa tidak boleh miskin? Karena jika kita miskin, dan menulis, maka yang muncul bukanlah apresiasi.

Kenapa dipilih menjadi duta baca menggantikan Najwa Shihab, karena menurut Perpustakaan Nasional, Gola Gong membaca buku bukan untuk membodohi orang, tetapi memberdayakan diri agar tak menjadi beban masyarakat.

Baca Juga: Kemendag Buka Pengaduan Implementasi Minyak Goreng Satu Harga

"Saya beritahu kepada orang-orang, kalau kamu membaca buku kamu akan berdaya. Jika kamu membaca buku tentang montir, dunia bengkel maka kamu akan bikin bengkel, bukan menjadi pencuri motor. Jika kamu membaca sastra, bukan memaki orang yang menulis sastra," jelasnya.

Untuk itulah, Heri Hendrayana Harris begitu nama aslinya ini berkeliling ke seluruh Indonesia sebagai duta baca menyambangi masyarakat desa untuk membaca.

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Berikut ini Bunyi Tepuk Puasa atau Tepuk Saum

Rabu, 22 Maret 2023 | 18:59 WIB

Ini Alasan Produksi Film Butuh Manajemen yang Rapi

Senin, 20 Maret 2023 | 12:36 WIB

DKKB Lantik Pengurus Pakumas Korcam Kembaran

Senin, 20 Maret 2023 | 08:23 WIB
X