BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Sebanyak 39 perupa dari berbagai daerah memajang karya pada pameran Art Sog 2021 bertema "Huft", di lantai 2 Pasar Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen, Banyumas, 27-28 November 2021.
Mereka menuangkan keluh kesahnya selama menjalani hidup di tengah pandemi Covid-19 melalui setiap karya yang dipajang selama dua hari tersebut.
Sebut saja lukisan berjudul "Kesel (2021)" karya perupa Nanang Sugiarto yang menampilkan sosok tenaga kesehatan berbaju hazmat yang seolah ingin mengusap keringat di dahinya.
Lewat lukisan itu, Nanang mengelukan kondisi pandemi yang tidak jelas ujungnya.
Baca Juga: Kabar Gembira, Daop V Purwokerto Kembali Jalankan Kereta Api Kutojaya Utara
Demikian pula karya visual dengan teknik digital berjudul "Gusti Kulo pun Manut Dalane" garapan perupa M Ilyas.
Dia menyindir kondisi pandemi ini serupa dengan sinentron "Ikatan Cinta" dengan episode yang berbelit dan tak berujung.
Meski sudah berserah pada Yang Maha Kuasa, namun jalan ceritanya justru berubah.
Perupa Djentot Subechi dari Purbalingga juga tak mau kalah. Dia menghadirkan lukisan abstrak berjudul "Karantina" yang dibuat semasa menjalani isolasi akibat terpapar Covid-19.
Baca Juga: HET Pupuk Subsidi Stabil di Seluruh Kios Pusri
Karya-karya yang dipajang ini, kata Koordinator pameran Art Sog 2021, Budi Haryanto sebagian besar adalah karya tahun 2021.
"Masing-masing perupa mengirimkan 1 karya untuk dipajang selama dua hari," katanya.
Tema "Huft" kata dia, menjadi ungkapan kekesalan para perupa karena situasi pandemi COvid-19 yang tak kunjung usai.
Menurutnya, pameran ini juga menjadi momentum silaturahmi antar perupa yang kesulitan menggelar event.
Artikel Terkait
Rindu Karnaval, Dua Pekerja Seni Ini Pakai Kostum Garuda Saat Ikut Vaksin
Kelompok Diharapkan Manfaatkan Bantuan Alat Seni Dengan Baik
Lestarikan dan Kembangkan Seni Budaya, Unsoed Akan Membuka Prodi Karawitan, Tari dan Pedalangan
Kegiatan Seni Budaya Jalan, Protokol Kesehatan Tak Boleh Diabaikan
Pameran Lukisan Kluruk Baru Dibuka, 17 Lukisan Langsung Dipesan Kolektor
Pentas 'Metamorfosa Lengger': Membaca Dinamika Seni Lengger