Tahapan ini sudah berjalan selama kurang lebih 4 bulan.
Baca Juga: Wisata Baturraden Siap Uji Coba Buka, Pengunjung Harus Tunjukkan Kartu Vaksin
Rizki bahkan mengaku harus membeli tanaman ini dari masyarakat yang tinggal di daerah Gunung Slamet.
Sulitnya pemeliharaan tanaman ini menjadi tantangan bagi dan para pelestari.
Selain karena harus berada pada ketinggian antara 1.000-1500 mdpl, kantong semar sangat peka dengan kelembaban, pasokan air yang pas dan pencahayaan yang stabil.
Terhitung, tidak lebih dari 100 Kantong Semar Endemik Gunung Slamet yang telah dikonservasi di green house Baturaden Adventure Forest.
"Kemarin terakhir tidak lebih dari 100 karena itu memang susah untuk dikembangkan. Green house ini sifatnya hanya untuk membantu penyinaran," kata dia.
Rizki berharap dengan upaya konservasi ini secara bertahap dapat mengeluarkan daftar tanaman ini dari salah satu tanaman langka di Indonesia.***
Artikel Terkait
Apa Saja Alat Musik Tradisional Banyumasan? Ini Rangkumannya
Menjaga Toleransi dalam Bingkai Pluralisme
Puluhan Tugu dan Monumen Perjuangan di Cilacap Tak Terawat
Menikmati Candu Buku Lawas...
Ternyata Ada 13 Julukan Pecinta Buku, Kamu Yang Mana?