BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Setiap tahun, masyarakat di Banyumas menggelar tradisi jamasan pusaka yang digelar pada bulan Mulud tahun Jawa atau berdekatan dengan peringatan Maulid Nabi.
Salah satu kelompok adat yang menggelar tradisi tersebut yaitu masyarakat Grumbul Kalibening Desa Dawuhan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas.
Pada masa pandemi Covid-19 mereka menggelar jamasan pusaka, Rabu, 20 Oktober 2021.
Panitia pun harus beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah pengunjung.
Baca Juga: Kota Lama Banyumas Berpotensi Menjadi Kota Pusaka, Ini Alasannya
Sehari sebelumnya, Selasa, 19 Oktober 2021, prosesi tradisi yang digelar di komplek Museum Pusaka Kalibening sudah dimulai.
Malam tirakatan diisi dengan selamatan dan pementasan gendingan oleh kelompok kesenian setempat.
Rangkaian hari pertama itu ditutup dengan menyanyikan tembang macapat Jawa serta prosesi pengambilan pusaka.
Ritual lainnya hanya berupa doa bersama memohon keselamatan bangsa dan negara agar segera terbebas dari pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sembahyang Rebutan, Tradisi Tionghoa Mengantar Arwah Menuju Akhirat
Pada Rabu sekira pukul 09.00 lebih dari 100 warga dan pengunjung hadir di tempat pemberangkatan pusaka.
Setelah sambutan dari Camat, Kepala Desa dan tetua adat, pusaka pun dibawa ke komplek Makam Kalibening.
Prosesi penjamasan dimulai dari mengeluarkan ratusan pusaka untuk dicuci di Sumur Pesucen.
Selanjutnya dibawa kembali ke Museum Pusaka dan dihitung pada altar yang disediakan.
Artikel Terkait
Mengenal Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia
Apa Saja Alat Musik Tradisional Banyumasan? Ini Rangkumannya
Menjaga Toleransi dalam Bingkai Pluralisme
Puluhan Tugu dan Monumen Perjuangan di Cilacap Tak Terawat
Menikmati Candu Buku Lawas...
Ternyata Ada 13 Julukan Pecinta Buku, Kamu Yang Mana?