Kiai Said : Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu Sunnah Taqririyah

- Jumat, 8 Oktober 2021 | 09:21 WIB
 DUA baris salawat ataupun qasidah Burdah yang dikarang untuk memuji kemuliaan dan keterjagaan Nabi SAW yang jamak dibaca oleh kalangan warga NU di Indonesia.(SM/dok)
DUA baris salawat ataupun qasidah Burdah yang dikarang untuk memuji kemuliaan dan keterjagaan Nabi SAW yang jamak dibaca oleh kalangan warga NU di Indonesia.(SM/dok)

JAKARTA, suaramerdeka-banyumas.com-Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu merupakan sunnah taqririyah sebagaimana diyakini sebagian besar umat Islam di Indonesia. 

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Aqil Siradj saat peringatan Maulid Nabi SAW di Masjid Istiqlal Jakarta setahun lalu sebagaimana ditayangkan di kanal TV Nahdlatul Ulama

"Sunnah itu ada tiga yaitu sunaah qouliyah perkataan nabi, sunnah fi'liyah perilaku Nabi. Dan ada sunnah,  perkataan yang mengatakan bukan nabi ataupun bukan perilaku nabi tapi dibenarkan Nabi. Inilah sunnah taqririyah," kata Kiai Said. 

Baca Juga: Dapat Bantuan Alsintan dan Pelatihan, Petani Banyumas Diminta Makin Produktif

Contoh Sunah Taqririyah, kata Kang Said antara lain adanya salat ba'diyah wudlu yang pertama kali dilaksanakan oleh Bilal bin Rabbah dan dibenarkan oleh Nabi Muhammad SAW. 

"Nah ada lagi memuji-muji Nabi Muhammad, padahal nabi tak pernah perintah tetapi nabi tidak melarang seperti Ka'ab bin Syuhail. Nabi tak pernah berkata jangan muji saya, bid'ah," kata Kiai Said. 

Bahkan kepada sahabat yang memujinya tersebut, Nabi memberikan selimut yang dipakainya.

Baca Juga: KA Purwojaya dan KA Jarak Jauh di Daop V Kembali Dijalankan

"Selimut itu bergaris, lurik atau disebut Burdah. Selimut atau burdah ini bahkan sampai sekarang masih ada di museum di Turki," jelasnya. 

Makanya dalam perkembangannya muncul qasidatul burdah, sebagaimana juga kemudian muncul salawat burdah yang dikarang Muhammad al Qusiri sebagaimana sangat dihafal oleh kalangan muslim khususnya warga NU

"Jadi menghormati nabi adalah kewajiban umat Islam termasuk menghormati para keturunannya para habaib," jelasnya.

Baca Juga: Mirip Vancouver, Dieng Kulon Masuk 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia

Karena kata Kiai Said, Kanjeng Nabi Muhammad SAW itu adalah orang terjaga dari awal leluhurnya Nabi Adam sebagaimana banyak disebutkan di berbagai salawat burdah, albarjanzi dan tarikh lainnya. ***

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X