NAMA -nama Allah yang terbaik itulah makna dari Asmaul Husna. Jangan ukur baik dan buruk menyangkut Tuhan sesuai dengan ukuran kita. Karena yang dalam ukuran kita baik, padahal itu sesungguhnya tidak sesuai dengan keagungan Tuhan.
Demikian disampaikan ulama ahli tafsir M Quraish Shihab menjelaskan singkat soal 99 nama Allah yang indah.
Salah satu asmaul husna itu adalah an Nur, Allah Maha Cahaya Bercahaya. Dia terang dengan sendiriNya dan menerangi makhlukNya.
Baca Juga: Cara Mendidik Anak Berkarakter Islami, Ini Tips yang Sebaiknya dilakukan
Dalam buku Makrifat Cinta (2012), Candra Malik praktisi tasawuf atau sufi menerangkan dan memberikan analogi soal zat, sifat, asma' (nama) dan af'al.
Jika wadah terbesar adalah cahaya dan cahaya terbesar dalam galaksi Bima Sakti itu adalah cahaya matahari, maka cahaya mataharilah yang merupakan wadah yang menampung langit dan bumi.
Namun cahaya mataharipun hanyalah sifat, bukan kesejatian, karena mataharilah yang layak disebut zat.
Baca Juga: Soal Adzan Dibuat Remix, Ini Tanggapan PBNU
Di dalam sifat terkandung asma, sebagaimana di dalam cahaya terkandung sinar.
Sinar inilah yang memancar menembus atmosfer hingga menuju ke permukaan bumi hingga menghidupkan makhluk-makhluk karena di dalam sinar ini mengandung panas, sebagaimana di dalam asma terkandung af'al.
Demikianlah perumpamaan Zat, Sifat, Asma dan Af'al Sang Maha Cahaya sebagai salah satu Asmaul Husna.
Baca Juga: Catat, Ini Daftar Objek Wisata di Banyumas yang Sudah Diverifikasi
Jadi yang sampai pada manusia adalah sifat, asma, dan af'al, sebagaimana manusia meerima cahaya, sinar dan panas matahari, karena mustahil manusia akan sampai ke matahari sebagai zat itu sendiri.
Pasalnya memandang cahaya matahari saja yang merupakan sifat, kita sudah merasa silau, belum ketika kita mendekat maka kita sulit menembus sinar dan menahan panas matahari.