Sembahyang Rebutan, Tradisi Tionghoa Mengantar Arwah Menuju Akhirat

- Senin, 6 September 2021 | 21:56 WIB
SEMBAHYANG REBUTAN: Umat Tri Dharma membakar sesaji pada Sembahyang Rebutan di Klenteng Hok Tek Bio Banyumas, Senin (6/9). Sembahyang Rebutan merupakan tradisi yang digelar di klenteng ini pada tanggal 30 bulan ke-7 penanggalan Imlek untuk mengantarkan arwah umum menuju akhirat. (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum)
SEMBAHYANG REBUTAN: Umat Tri Dharma membakar sesaji pada Sembahyang Rebutan di Klenteng Hok Tek Bio Banyumas, Senin (6/9). Sembahyang Rebutan merupakan tradisi yang digelar di klenteng ini pada tanggal 30 bulan ke-7 penanggalan Imlek untuk mengantarkan arwah umum menuju akhirat. (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum)

BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Bagi warga keturunan Tionghoa, bulan ketujuh Tahun Imlek menjadi momentum yang penting. Di tanah Tiongkok, masa ini dikenal dengan nama Bulan Hantu.

Di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Boen Tek Bio Banyumas, tradisi ini diperingati pada hari ke 30 Bulan Tujuh Imlek.

Senin, 6 September 2021, sejumlah simpatisan dan umat berkumpul untuk menggelar upacara sembahyang rebutan atau cioko.

Mereka menghias depan altar Thian (Tuhan Yang Maha Esa) dengan beragam jajanan pasar, lauk pauk, nasi, daging, mie, tumpeng hingga minuman tersaji di meja tempat gelaran upacara King Hoo Ping.

Baca Juga: Paguyuban Warga Keturunan Tionghoa Bagikan 30.000 Sembako Untuk warga Terdampak Covid-19

Di bagian bawah meja juga disajikan kayu bakar, pohon padi, daun beringin, kukusan, suluh, serta air Sungai Serayu.

Sementara di bagian kanan dan kiri meja, dua ekor babi disajikan. Selain itu juga disiapkan kertas sembahyang, uang akhirat, pakaian yang terbuat dari kertas untuk bekal arwah menyeberang ke akhirat.

Di sisi kanan pintu masuk klenteng terdapat tampah berisi sajian jajanan pasar untuk penganut Kejawen.

Sedangkan di halaman klenteng umat juga meletakkan sesaji khusus untuk penguasa akhirat.

"Sembahyang Cit Gwee ini untuk menghormati arwah umum. Kalau Cheng Beng di bulan April itu untuk arwah leluhur. Setiap makanan yang dikirimkan mengandung maksud atau simbol, contohnya mie, yang menyimbolkan panjang umur, kebahagiaan yang tidak putus. Teh lambang pengobatan," jelas Humas TITD Boen Tek Bio, Sobita Nanda.

Baca Juga: Pelaku Wisata dan Ekonomi Kreatif Harus Bersiap Hadapi 'Revenge Tourism'

Bendera hitam yang terpasang pada sebilah bambu utuh dinaikkan di depan klenteng Boen Tek Bio, tanda tradisi ini dimulai.

Di halaman klenteng, beberapa umat masyarakat lintas agama membagikan 1.500 paket sembako yang disalurkan melalui perangkat desa kepada warga kurang mampu di sekitar kecamatan Banyumas.

Menjelang tengah hari, umat Tri Dharma berkumpul memulai upacara.

Halaman:

Editor: Nugroho Pandhu Sukmono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Berikut ini Bunyi Tepuk Puasa atau Tepuk Saum

Rabu, 22 Maret 2023 | 18:59 WIB

Ini Alasan Produksi Film Butuh Manajemen yang Rapi

Senin, 20 Maret 2023 | 12:36 WIB

DKKB Lantik Pengurus Pakumas Korcam Kembaran

Senin, 20 Maret 2023 | 08:23 WIB
X