PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Kekerasan pada anak dan remaja di
Indonesia kian mengkhawatirkan.
Kekerasan tak hanya terjadi di lingkungan sosial anak dan remaja, namun di rumah, dan sekolah.
Jenis kekerasan beragam dari mulai perundungan, kekerasan fisik, verbal, psikologi, seksual, kekerasan digital hingga kekerasan di rumah tangga.
Data di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak(Simfoni PPA) 2020
mencatat terdapat 4.600 laporan kekerasan terhadap anak.
Dari jumlah itu, 58,80% kekerasan terjadi dalam rumah tangga dengan jumlah pelaku
kekerasan paling tinggi orang tua perempuan (74,4%) dan orang tua laki-laki 25,6%
(KPAI 2020).
Pengaruh kekerasan terhadap anak dan remaja sangat berisiko terhadap fungsi otak.
Hal tersebut mengemuka dalam acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Perkumpulan
Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Indonesia (PIT Perkeswari) yang digelar di Purwokerto pekan lalu.
Pertemuan tersebut mengangkat tema Mitigasi dan Strategi Penanganan Kekerasan
pada Anak dan Remaja di Era Digital yang dihadiri oleh 250 orang peserta dari seluruh Indonesia.
Dalam pemaran yang dibahas oleh Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ (K), MARS dari RSJ
Dr. Soeharto Heerjan, Grogol, Jakarta dan dr. Gusti Maharatih, SpKJ (K) dari RS Dr. Moewardi/FK UNS, Solo menjelaskan, kekerasan pada anak berpengaruh terhadap fungsi otak.
Di antaranya, menyebabkan kerusakan permanen pada tingkat dasar syaraf (merusak
arsitektur otak), mengurangi tingkat perhatian/atensi, memori, problem solving, kontrol diri, fungsi eksekutif otak.
Selain itu, mengurangi fungsi kognisi secara keseluruhan, meningkatkan risiko berkembangnya gangguan mental.
Perubahan fungsi otak pada korban kekerasan bahkan ditandai dengan biomarker for
childhood emotional trauma.
Ketua Perkeswari Cabang Banyumas Raya, dr Hilma Paramitha, SpKJ menjelaskan, kekerasan pada anak dan remaja membuat fungsi otak menjadi tidak berkembang
sehingga perkembangan anak di sekolah dan di dalam menyelesaikan masalah-
masalahnya terganggu.
Artikel Terkait
Ini Bahaya Makan Makanan yang Mengandung Rhodamin B, Metanil Yellow, Boraks, Formalin
Nikita Willy Tak Berikan Gadget Untuk Baby Issa, Ini Bahaya dan Dampak Negatif Gadget Untuk Anak
Soal Viral Bayi Diberi Kopi Susu Saset, Presiden Jokowi: Penyuluhan dan Edukasi Masyarakat Penting
Pastikan Layanan Berkualitas, Dinkes Banyumas dan BPJS Kesehatan Purwokerto Kunjungi Rumah Sakit