JAKARTA, suaramerdeka-banyumas.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tetap optimistik dapat menjaga pertumbuhan berkelanjutan dan menyiapkan empat skenario menghadapi tantangan global.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan optimisme ini sejalan dengan optmisme Pemerintah atau Presiden Jokowi di tahun 2023. Dengan empat skenario tersebut diambil sebagai bagian mitigasi risiko dan strategic response meskipun potensi resesi di Indonesia hanya 3 prosen.
Empat skenario itu antara lain mulai dari jika ekonomi pulih tapi inflasinya naik dan kualitas pinjaman memburuk. Maka yang harus dilakukan perbankan adalah mempercepat proses write-offs untuk memperoleh recovery rate yang lebih tinggi. Kemudian mempertahankan coverage ratio yang tinggi.
Baca Juga: 3000 Warga Ikuti Jalan Sehat Family Fun Day LPIT Harapan Ummat
“Bisa dipahami bahwa perbankan rata-rata masih menumpuk cadangan untuk mengantisipasi terjadinya kalau terjadi deteriorating di kualitas asetnya. Dan kemudian kita cadangkan cukup memadai supaya bantalannya nanti nggak hard landing, kira-kira seperti itu. Jadi bantalannya itu mulus untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan,” tutur Sunarso.
Dalam kondisi ini, pihaknya memilih tumbuh selektif dan melakukan enhancement credit risk model. Dengan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang diatur moderat. Lalu dilakukan monitoring kualitas pinjaman secara intensif.
Skenario kedua adalah jika ekonomi mulai pulih dengan inflasi terkendali dan kualitas kredit membaik. Pihaknya menyuapkan tiga strategic response. Yaitu mempercepat proses write-offs untuk meningkatkan recovery rate dan kemudian menurunkan coverage ratio. Kemudian melakukan enhancement terhadap risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk serta membuat Loan Portofolio Guideline lebih longgar sebagai pedoman untuk strategi pertumbuhan yang lebih agresif.
Baca Juga: Pemuda yang Tercebur Saluran Irigasi di Gandrungmangu Cilacap Ditemukan Meninggal
Skenario ketiga adalah ekonomi stagnan, inflasi naik, dengan kualitas pinjaman memburuk atau the worse scenario. Maka pihaknya akan mengambil strategic response tumbuh terbatas, dengan pengaturan Loan Portofolio Guideline yang sangat ketat.
BRI akan mempertahankan coverage ratio di level yang lebih tinggi dan melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif, melakukan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan.
Terakhir jika ekonominya tetap stagnan tapi inflasinya terkendali dan kualitas pinjaman membaik.
“Maka strategic response dari BRI adalah tumbuh selektif, Loan Portofolio Guideline diatur di level moderat dengan mempertahankan coverage ratio yang tetap tinggi untuk jaga-jaga jika terjadi pemburukan. Kemudian melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif dengan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan. Itu yang paling penting,” pungkasnya.
Baca Juga: Warga Klaten Menangi Sayembara Desain Logo Hari Jadi Banyumas ke 452
Artikel Terkait
Ingin Saldo Aman Meski HP Hilang, Ini Tips Amankan Mobile Banking dari BRI
Implementasikan ‘Wealth Management For All’, Bisnis Nasabah Premium BRI Melonjak 22,5%
Ditopang Transformasi Digital, BRI Perkuat Segmen Retail Banking
Nasabah UMKM Naik Kelas, BRI Berikan Saham BBRI di SME’s Lifetime Achievement Award 2022
Resti Julianti, Mantri BRI yang Gigih Kenalkan Inklusi Keuangan di Perbatasan Riau Jambi
Keren! Dirut BRI Sunarso Raih Leadership Achievement Awards dari The Asian Banker
Perluas Transaksi Digital dan Pertumbuhan Bisnis, BRI Jalin Kerja Sama dengan Oppo Indonesia
BRI Proaktif Bantu Polri Ungkap Pelaku Kejahatan Perbankan
Siapkan SDM Unggul, BRI Kembali Buka BRILiaN Internship Program
Konsisten Berinovasi Jadi Kunci Sukses BRI Laksanakan Transformasi Digital