PADA 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun. Di usia emasnya tersebut, Indonesia ditargetkan sudah menjadi negara maju dengan tingkat perekonomian masyarakat yang tinggi. Berbagai rencana strategis di berbagai bidang, disusun pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut.
Salah satu bidang yang digarap serius oleh pemerintah untuk menyongsong Indonesia Emas yaitu bidang digitalisasi. Indonesia menginisiasi pengarusutamaan transformasi digital dan pelaksanaan proyek prioritas strategis 'Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Mendorong Transformasi Digital' dalam RPJMN 2020-2024.
Digitalisasi memengaruhi sebagian besar kehidupan masyarakat dunia dan Indonesia. Perkembangan digitalisasi melesat sejak pandemi Covid-19. Peran digitalisasi dalam perekonomian semakin penting dan menjadi salah satu pemampu peningkatan daya saing perekonomian di suatu negara.
Baca Juga: Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Dishub Antisipasi Lonjakan Penumpang di Terminal
"Dampak dan manfaat digitalisasi telah mendorong serangkaian efisiensi, inovasi bahkan disrupsi dunia usaha, mengubah perilaku masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, Suharso Manoarfa saat membuka acara puncak Indonesian Development Forum di Bali, 21 November 2022 lalu.
Adapun sasaran utamanya enam sektor prioritas yaitu pemerintahan, pendidikan, kesehatan, pengadaan dan logistik, perdagangan dan industri.
Masyarakat Indonesia relatif adaptif terhadap perkembangan digitalisasi. Indonesia saat ini menjadi pengguna media sosial terbesar di dunia. Dalam tiga tahun terakhir, masyarakat Indonesia juga mulai mengubah gaya hidup ke arah digital, seperti pada kegiatan berbelanja. Penggunaan e-commerce mengalami peningkatan 29,5 persen dalam tiga tahun terakhir.
Baca Juga: Hari Ibu, Ini 8 Rekomendasi Hadiah Murah tapi Berguna uintuk Ibu Tercinta
Sayangnya kondisi saat ini belum menunjukkan kemampuan mandiri dari sisi penyediaan produk dan layanan digital untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri yang semakin terdiversifikasi.
Dalam upaya membangun industri digital dalam negeri, pihaknya menyusun Rencana Induk Pengembangan Industri Digital Indonesia 2023-2045. Rencana induk ini menjadi rujukan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung percepatan transformasi digital dan mendukung transformasi ekonomi Indonesia dari produktivitas rendah ke produktivitas tinggi.
Industri digital menjadi bagian dari industri pengolahan yang menghasilkan produk dan layanan yang dapat mendukung penerapan digitalisasi. Hingga 2020, industri digital telah berkontribusi penciptaan nilai tamabah sebesar Rp 392 triliun.
Menurutnya, sektor digital diproyeksi akan terus menjadi kekuatan utama ekonomi global di masa datang. Di Indonesia sektor digital diharap mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Diproyeksikan pada 2045, nilai aktivitas ekonomi mencapai Rp 22.513 triliun.
Baca Juga: Beli Rokok Pakai Uang Palsu, Residivis Diamankan Warga
Sementara itu, mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) periode 2019-2021, Prof Bambang Brodjonegoro menguraikan, Indonesia sebenarnya sudah sangat berhasil di tahun 90-an melakukan transformasi ekonomi dari sektor yang basisnya adalah primer yaitu pertanian pertambangan beralih menjadi sektor yang sifatnya sekunder pengolahan terutama manufacturing.
Indonesia naik kelas dari low income country menjadi middle income country. Waktu itu Indonesia tinggal sejengkal lagi menjadi negara industri, namun terhenti karena adanya krisis ekonomi dan turun ke low income country. Seiring jalannya waktu, kini Indonesia kembali ke middle income country.
"Artinya, kunci keberhasilan industrialisasi suatu negara adalah kalau negara itu berhasil membangun industri yang kompleks industri," kata mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas periode 2016-2019 dan mantan Menteri Keuangan periode 2014-2016 ini.
Baca Juga: Beli Rokok Pakai Uang Palsu, Residivis Diamankan Warga
Adapun terkait transformasi industri digital, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang luar biasa. Kita harus mengeksplore potensi tersebut untuk menumbuhkan bisnis digital. Yang menjadi catatan penting, kuncinya adalah broadband connection-nya harus yang terbaik.
Hal lain yang bisa membuat ekonomi digital berkembang adalah entrepreneurship yang muncul dengan start-up. Start-up sebagai potensial entrepreneur masa depan. Kalau akhir-akhir ini ada berita negatif mengenai PHK di sejumlah start-up atau perusahaan digital, itu bukan menjadi masalah, itu hanyalah sebuah proses.
"Artinya dalam bisnis apalagi yang dalam yang pengusaha akan tahu persis, enggak ada bisnis yang 100% untuk terus selamanya naik. Pasti ada up and down. Dan tentunya ini adalah koreksi, barangkali harus ada perbaikan bisnis model dari start-up yang dari Indonesia," terangnya.
Baca Juga: Antisipasi Terorisme, Polda Jateng Telah Koordinasi dengan Densus
Tapi yang jelas, lanjutnya, itu adalah salah satu potensi pertumbuhan untuk menuju ekonomi maju 2045. Apalagi Indonesia sekarang sudah diakui sebagai 10 negara di dunia dengan start-up terbesar. Itu menjadi modal yang luar biasa. Kemudian income of unicorn kita juga salah satu yang terbesar, paling tidak di Asia tenggara dan juga di dunia.
Jadi dengan market yang besar dan tumbuh, ditambah dengan kemampuan entrepreneurship, kita harapkan ekonomi domestik itu makin kuat. Tapi bukan yang konvensional saja tapi ekonomi domestik yang sudah menyentuh digital. **
Artikel Terkait
Perluas Jaringan hingga Purwokerto, Matrix NAP Info Dukung Literasi Digital di Indonesia
Dukung Pertumbuhan UMKM dan Ekonomi Digital, Bank Indonesia Purwokerto Gelar Ngapak Festival 2022
Tingkatkan Kompetensi, 1.700 Guru Banyumas Ikuti Diklat Pemanfaatan Akun Pembelajaran Digital
ISCA 2022 Unsoed: Saatnya Memberdayakan UMKM dan Petani dengan Pemanfaatan Teknologi Digital
Ingin Mandiri dan Go Global, Desa Perikanan Pintar Panembangan Optimalkan Fungsi Teknologi Digital
Ini Kriteria Penerima Set Top Box Gratis untuk Menangkap Siaran TV Digital
SMA 1 Wangon Dorong Warga Sekolah Makin Melek Literasi Digital
Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Harapkan Lulusan Manfaatkan Peluang dan Akses di Era Teknologi Digital