Ingin Tahu Apa itu Kejahatan Social Engineering, Ayo Tonton Web Series 'Modus Operandi' di Kanal YouTube BRI

JAKARTA, suaramerdeka-banyumas.com- Untuk membongkar aksi gembong kejahatan perbankan, tiga orang jurnalis menyamar menjadi tukang nasi goreng.

Dalam menjalankan penyamarannya tersebut, tiga jurnalis yang bermasalah dalam karir dan percintaan itu, mereka bertemu dengan seorang karyawan BRI yang juga sama-sama menyamar untuk mengungkap modus operandi pelaku social engineering.

Itulah sepintas sinopsis kisah web series berjudul Modus Operandi yang menceritakan petualangan mengungkap social engineering yaitu kejahatan bermodus memanipulasi psikologis korban untuk membocorkan data pribadi dan data transaksi perbankan.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan, Gagalkan Percobaan Bunuh Diri di Cilacap

Tak tanggung-tanggung, web series persembahan BR ini juga disutradarai Makbul Mabarak, Sutradara peraih Piala Citra.

'Modus Operandi' memiliki total 5 episode dengan durasi masing-masing episode 15-20 menit.

Kisah mixing antara aksi, komedi, dan asmara ini siap menghibur dan mengedukasi masyarakat setiap hari Jumat di kanal You Tube BRI sejak 4 Nopember 2022 kemarin.

Baca Juga: Review Lengkap Manga One Piece Chapter 1065: Peradaban Modern Sejak 900 Tahun Lalu

Meerqeen, Yusuf Mahardika, Kristo Immanuel, Diandra Agatha, Maudy Effrosina adalah sejumlah aktor muda berbakat yang menjadi pemaran dalam web series ini.

Meerqeen mengaku senang terlibat dalam web series edukasi yang bisa berpartisipasi dalam upaya memerangi kejahatan social engineering ini.

Ia mendukung BRI yang proaktif menjawab keresahan masyarakat mengenai social engineering melalui konten edukasi, salah satunya web series Modus Operandi.

Baca Juga: Joko Kendil Tertangkap Kamera Naik Bus di Banjarnegara

“Tentunya bangga bisa terlibat di web series ini dan semoga apa yang kita tampilkan punya manfaat besar bagi masyarakat agar memahami tentang apa itu social engineering dan agar
masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam menjaga kerahasiaan data pribadi,” ucapnya.

Seperti diketahui, banyak orang yang menjadi korban oleh pelaku kejahatan yang lihai menggunakan media telepon, SMS, e-mail, media sosial, dan atau lainnya untuk mendekati dan menjebak korban.