PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Kantor Bank Indonesia Purwokerto memperkirakan inflasi Purwokerto dan Cilacap pada 2022 lebih tinggi dari batas atas sasaran.
Namun, akan kembali ke dalam sasaran inflasi 3±1 year on year (yoy) pada 2023.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Rony Hartawan mengatakan, risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi pada tahun berjalan, di antaranya, peningkatan permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional.
Kemudian, harga energi dan pangan gobal (imported inflation) masih tinggi, ketegangan geopolitik, serta risiko bergejolaknya harga pangan.
Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus diperkuat.
Baca Juga: Pendaftaran PPPK Guru di Banyumas, Berikut Jadwalnya!
Penguatan ini sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok.
Adapun upaya lain yang dilakukan dalam pengendalian inflasi yaitu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas mengimplementasikan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Implementasi GNPIP di antaranya, menggelar pasar murah dan operasi pasar komoditas beras, minyak goreng, aneka cabai, bawang merah, dan daging ayam ras.
Di samping itu, pencanangan program urban farming melalui gerakan tanam cabai di pekarangan, penyerahan bentuan peralatan digital farming untuk komoditas padi dan bawang merah.
Baca Juga: Citilink Kembali Mengudara di JB Soedirman Seminggu Dua Kali, Catat Jadwalnya
TPID juga menyalurkan peralatan pascapanen beras, serta pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah (KAD) komoditas bawang merah antara Poktan Mekar Jaya (Brebes) dan PT Bawor Tani Sejahtera (Banyumas).
Artikel Terkait
Soal Penggerebekan TKI Ilegal, Kapolres Purbalingga: Penanggungjawabnya Residivis Kasus Serupa
Ini Empat Kunci Keberhasilan Pelayanan Pelanggan Hotel dan Restoran
BRI Wujudkan Inklusi Keuangan Hingga Kawasan 3T
Aneka Cabai Tahan Laju Inflasi Purwokerto