BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Jumlah pengobeng atau tenaga kerja pembatik di sentra batik Sokaraja, Banyumas, semakin lama semakin berkurang.
Pasalnya, para perajin itu didominasi pembatik yang berusia lanjut.
Pemilik 'Rumah Batik R' Sokaraja, Heru Santoso mengatakan, pascapandemi Covid-19, jumlah perajin batik yang bekerja di tempat usahanya itu berkurang cukup banyak.
Belasan pengobeng memilih pensiun karena usia yang sudah lanjut. Dia pun kebingungan mencari tenaga pengganti.
Baca Juga: Andy F Noya: Bakat Anak Menulis dan Membaca Sejak Kecil Jangan Diremehkan
"Sebelum pandemi 15 (orang) sekarang tinggal 3. Di Batik Mruyung saya juga lihat kemarin tinggal 6," kata Heru, ketika dihubungi Jumat, 28 Oktober 2022.
Pengobeng, kata dia, sebagian besar adalah warga setempat yang memiliki profesi lain seperti petani, pedagang atau rumah tangga.
Oleh karena itu, membatik biasanya merupakan pekerjaan sambilan.
Baca Juga: Usung Tema Java Batik Heritage, BFF 2022 Hadirkan 50 Desainer dari Berbagai Daerah
Artikel Terkait
Lakukan Diversifikasi Produk, Kelompok Pembatik Pasir Luhur Berlatih Batik Cap
Alat Pengolah Limbah Batik Antar Mahasiwa Unsoed Raih Best Invention Medal dan Best International Award ISIF21
Gus Miftah: Sejak Kapan ya Rendang Punya Agama, UAH: Sejak Batik, Calung, Angklung Punya Kewarganegaraan
Wow! Ada 30 Stan Kuliner, Batik Hingga Motor Custom di UMKM Cilacap Fest 2022
Ini 4 Skenario Mitigasi Risiko dan Strategi BRI Hadapi Tantangan Inflasi dan Resesi Global
Optimalkan Pemberdayaan dan Pendampingan UMKM, BRI Perkuat Ekonomi Kerakyatan