Ingin Mandiri dan Go Global, Desa Perikanan Pintar Panembangan Optimalkan Fungsi Teknologi Digital

- Rabu, 19 Oktober 2022 | 22:03 WIB
OLAH SAWAH MINAPADI: Petani sekaligua pembudidaya ikan laham minapadi Desa Perikanan Pintar Panembangan, Cilongok, Banyumas saat mempersiapkan lahan untuk tanam padi dan budidaya ikan kemarin.  ( SM Banyumas/Susanto)
OLAH SAWAH MINAPADI: Petani sekaligua pembudidaya ikan laham minapadi Desa Perikanan Pintar Panembangan, Cilongok, Banyumas saat mempersiapkan lahan untuk tanam padi dan budidaya ikan kemarin. ( SM Banyumas/Susanto)

DI tengah hujan rintik Selasa 18 Oktober 2022, separuh lebih dari 25 hektar areal lahan sawah minapadi Desa Panembangan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terlihat telah dipanen petani. Pemandangan petani sedang mencangkul dan mengolah sawah terlihat. Ya mereka sedang mengolah kembali sawah sekaligus yang juga difungsikan sebagai kolam ikan.

Di antara sawah yang sedang digarap petani itu terlihat papan nama yang menuliskan Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Pintar. Diagram tahapan inkubasi bisnis desa wisatapun terlihat di sana dengan dukungan berbagai lembaga mulai dari Kementerian Kelautan Perikanan, Kementerian Desa PDTT, Kemenkop UKM, Bank Indonesia, Telkom Indonesia, Provinsi Jawa Tengah, Pemkab Banyumas dan lainnya.

Tak jauh dari papan-papan nama tersebut terlihat Trianto (45), salah satu dari 96 petani di luasan lahan 25 hektar mina padi ini yang sedang mempersiapkan lahan sawah sebagai kolam budidaya ikan Koi. Selain membudidayakan ikan koi, Trianto juga membudidayakan berbagai jenis ikan untuk kebutuhan ikan hias hingga konsumsi.

Baca Juga: Per 31 Oktober 2022 Tarif Naik Bus Trans Banyumas Rp 3.900 Per Orang, Dibayar Secara Non Tunai

"Meski sawah, di sini cocok untuk budidaya Koi. Selain itu ikan konsumsi juga cukup besar di sini. Kemarin sewaktu panen ikan, total ada sekitar 30 ton ikan dihasilkan dari Panembangan ini. Hasilnya produk ikan nilai untuk konsumsi di sini menyebar dan mewarnai pemasaran ikan di seputar pasar Banyumas, Cilacap, Purbalingga bahkan hingga Tegal," jelas Trianto.

Dengan sistem minapadi ini, para petani menabur benih ikan 7-10 hari setelah padi ditanam. Sementara itu para petani akan memanen ikan 80-90 hari, tepatnya 10 hari jelang padi akan dipotong dan dipanen.

"Untuk bibit ikan cukup berpengaruh, kemarin saat panen ikan dengan ukuran 9-12 centmeter ada yang menjadi 6 ons dalam waktu sebulan. Sementara hasil panen padi juga cukup bagus karena
terpengaruh dari kotoran ikan dan juga pakan ikan yang mengendap. Sistem organikpun menjadi bertahap dilaksanakan dengan minapadi ini. Pasokan air dari kaki Gunung Slamet juga baik untuk pertumbuhan padi sekaligus ikan," jelasnya.

Baca Juga: Nunggu Dilelang, Masih Ada Tujuh Jabatan Eselon II di Banyumas Kosong

Hulu Hilir

Sejak dicanangkan sebagai Desa Perikanan Pintar atau SFV bulan Oktober ini, seluruh elemen desa Panembangan semakin meningkatkan kolaborasi untuk mengelola potensi dan meningkatkan produksi. Pola pertanian dan perikanan hulu dan hilir diberlakukan bersama.

Para petani sekaligus pembudidaya ikan ini memproduksi alat produksi termasuk pakan ikan, bibit ikan dan lainnya. Produksi inipun ditujukan untuk memperkuat keberlangsungan pola minapadi yang semula dipelajari sejumlah petani secara otodidak, mandiri dan bimbingan para penyuluh perikanan.

"Untuk pakan ikan dengan bahan lokal sini kecuali tepung ikan, setelah diteliti kemarin kandungan proteinnya sudah 21, idealnya 28. Tapi untuk perkembangan nila 21 sudah cukup. Kini pakan ini sedang terus kami tingkatkan kualitasnya," jelasnya. 

Para petani ikan yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang sebagian besar merupakan generasi kolonial (rata-rata umur 60-70an tahun) dan tak akrab dengan teknologi, memilih lebih banyak terjun membudidayakan benih ikan nila, pembesaran ikan di lahan minapadi dan kolam ikan konsumsi. Sedikitnya ada 10 pokdakan, 5 pokadan minapadi, 4 pokdakan ikan konsumsi dan 1 pokdakan ikan hias.

"Jadi di sini kegiatan perikanan budidaya berjalan dari hulu ke hilir, mulai dari pembenihan pembesaran ikan hingga pengolah dan pemasaran," kata Penyuluh Perikanan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Khotoh Syuraikhanah.

Halaman:

Editor: Susanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ramadan, Pesanan Beduk Keniten Meningkat

Senin, 27 Maret 2023 | 17:00 WIB
X