BANYUMAS, suaramerdeka-banyumas.com - Kabupaten Banyumas kembali mengekspor mesin destilator minyak atsiri, Sabtu (24/7/2021).
Pada pengiriman yang kedua ini, dua unit Field Distillation Unit (FDU) diberangkatkan ke Zanzibar, Tanzania, Afrika Timur dari pabrik pembuatan di Desa Karangturi, Kecamatan Sumbang, Banyumas.
Manajer CV Karyasoka, Hudyana Gilang Setyaji menjelaskan, mesin penyuling minyak atsiri yang dikirimkan kali ini masing-masing berkapasitas 4.000 liter.
Rencananya, destilator ini akan digunakan untuk mengolah daun cengkeh kering menjadi minyak atsiri di negara tersebut.
"Penyulingan minyak atsiri itu kan dibutuhkan sebuah efektifitas dalam produksi. Oleh karena itu, kami menciptakan destilator yang mendidih dengan cepat. Ketika memisahkan kandungan minyak atsiri dalam tumbuhan itu lebih cepat, karena proses pelepasannya memerlukan titik didih air mencapai 100 derajat Celcius," jelasnya.
Baca Juga: Minyak Atsiri Nilam Bisa Jadi Produk Unggulan Jateng
Menurut Gilang, apabila proses produksi minyak atsiri lebih cepat, maka biaya operasionalnya lebih kecil.
Selain itu, tenaga kerja juga lebih efisien karena hanya membutuhkan seorang operator perapian.
Dia mengatakan, destilator ciptaannya tersebut lebih awet karena tidak langsung bersentuhan dengan api.
Berbeda dengan tungku tradisional yang mudah rusak dan mengalami kebocoran dalam waktu 4-5 tahun.
"Tungku berlapis pada alat ini masa pakainya bisa 50 tahun. Jadi secara penggunaan alat lebih efisien dan lebih hemat bagi pengusaha yang bergerak di bidang minyak atsiri," urainya.
Baca Juga: Indonesia Pensuplai Utama Tiga Komoditi Minyak Atsiri
Keunggulan lain dari mesin distilator ini, kata Gilang, hasil penyulingan lebih bersih daripada penyulingan tradisional, sebab menggunakan separator tank.
minyak atsiri dialirkan melalui keran, tidak menggunakan bak terbuka berukuran besar yang mudah tercemar abu sisa pembakaran atau serangga dan hewan kecil yang jatuh ke dalam wadah penyulingan.

Alumni Prodi Teknik Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto ini mengatakan, pengiriman perdana destilator ini dilakukan pada September 2020 lalu.
Adapun pengiriman selanjutnya, dijadwalkan pada September 2021.
Sementara itu, teknisi perawatan mesin distilator ini, M Bahaudin mengatakan, Zanzibar sangat kaya dengan daun cengkeh kering.
Daun-daun tumbuhan yang berasal dari Ternate, Kepulauan Maluku itu, kini diolah dan meningkatkan roda perekonomian bagi masyarakat.
Baca Juga: Tips Menjaga Kualitas Minyak Atsiri di Lokasi TMMD Batang
"Daun itu diserap, harapannya, produksinya nanti akan diserap lagi ke Indonesia," kata dia.
Perusahaan tempatnya bekerja, merupakan pembeli terbesar clove leaf oil (CLO) atau minyak atsiri di dunia.
Perusahaan ini memerlukan pasokan dalam jumlah besar dan kontinyu.
Dengan demikian, ekspansi ke luar negeri merupakan keharusan demi menutupi gap yang belum bisa dipenuhi dari dalam negeri.
Kandungan aktif dari minyak atsiri adalah berupa senyawa aromatic eugenol dan caryophyllene difraksinasi yang diolah menjadi belasan turunan di antaranya vanilli.
Sedangkan eugenol sendiri menjadi bahan bagi wangi-wangian untuk produk pasta gigi, sabun, deterjen dan parfum.
Baca Juga: KWT Srikandi Buat Beragam Produk Berbahan Minyak Atsiri
Sementara itu, Kepala Desa Karangturi, Waskun mengaku bangga, desanya bisa mengekspor produk lokalnya ke luar negeri. Meski saat ini Indonesia masih didera pandemi Covid-19.
"Walau ada pandemi, masyarakat (desa) tetap jalan (bekerja). Alhamdullillah, perlu disyukuri," katanya.
Dia berharap, pabrik pembuatan destilator ini mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Sehingga, taraf hidup dan perekonomian warga setempat semakin meningkat.