JAKARTA, suaramerdeka-banyumas.com-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi0 meminta pejabat untuk tidak menggunakan anggaran negara untuk membeli barang atau produk impor untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Ini uang rakyat, APBN, APBD, di BUMN, ini uang rakyat. Jangan kita belikan barang-barang impor. Keliru besar sekali kita kalau melakukan itu,” ucap Presiden saat memberikan pengarahan pada acara Evaluasi Aksi Afirmasi Peningkatan Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri Dalam Rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa 24 Mei 2022.
Hingga saat ini, kata Jokowi, dunia masih menghadapi situasi dengan ketidakpastian dan terus berupaya memulihkan ekonomi. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya memacu pertumbuhan ekonomi dengan tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan anggaran BUMN untuk membeli barang impor.
Baca Juga: Sidem Tetuko, Juara I Lomba Penulisan Asal Usul dan Warisan Bersejarah Desa di Banyumas 2022
Lebih lanjut, Presiden pun menyampaikan kegembiraannya atas komitmen pembelian produk lokal yang mencapai Rp802 triliun untuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah serta Rp296 triliun untuk BUMN. Namun, Presiden menekankan jajarannya untuk dapat segera merealisasikan komitmen pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri tersebut.
“Yang kita perlukan adalah realisasi, bagaimana merealisasikan, karena realisasi masih di bawah 10 persen, masih Rp110,2 triliun,” ujarnya.
Kepala Negara juga menegaskan bahwa dirinya akan memantau perkembangan realisasi dari komitmen yang telah diperoleh untuk pembelian dan pemanfaatan produk lokal ini.
Baca Juga: Hari Ini, Jokowi Batal Ke Purbalingga dan Banjarnegara
“Sekarang kita ikuti bisa harian bisa, komitmennya berapa, mana yang sudah realisasi, commit-nya berapa, mana yang sudah realisasi.
Inilah yang namanya aplikasi, platform yang ingin kita bangun agar sekali lagi, jangan sampai uang rakyat itu dibelikan produk-produk impor.
Salah besar kita dalam kondisi sekarang ini mencari income untuk negara sangat sulit, mencari devisa negara sangat sulit,” pungkasnya.
Baca Juga: Ini Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet Menurut WHO
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Artikel Terkait
Pekerja Diharapkan Terus Mengembangkan Kompetensi Kerja
Polisi Gagalkan Penyelundupan Delapan Kontainer Minyak Goreng ke Timor Leste
Wow, Sampai Maret 2022 Rp 202 Triliun Anggaran Pemerintah Daerah Masih Mengendap di Bank
Lantik Pengurus IAEI Unsoed, Sekjen: Literasi Ekonomi Syariah Perlu Ditingkatkan
Gilasirosi, Sarana Promosi dan Pemasaran Produk UMKM Banyumas
Strategi Bauran Kebijakan BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi