Tidak Ikut Mogok, Begini Siasat Perajin Tahu dan Tempe di Banyumas Atasi Kenaikan Harga Kedelai

- Senin, 21 Februari 2022 | 15:58 WIB
PEMBUATAN TAHU: Teguh Setyanto menyelesaikan proses pembuatan tahu  di sentra industri tahu Kaliputih, Purwokerto, Senin (21/12). Pelaku UMKM mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang kini mencapai Rp 12.000 per kilogram. (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum  )
PEMBUATAN TAHU: Teguh Setyanto menyelesaikan proses pembuatan tahu di sentra industri tahu Kaliputih, Purwokerto, Senin (21/12). Pelaku UMKM mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang kini mencapai Rp 12.000 per kilogram. (SMBanyumas/Dian Aprilianingrum )

PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Perajin tahu dan tempe di wilayah Banyumas memilih tetap berproduksi kendati harga kedelai naik dan muncul seruan mogok produksi pada 21-23 Februari 2022.

Perajin tahu "Kastadja" Kaliputih, Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur, Teguh Setianto (40) mengaku harus mengurangi jumlah produksi tahu.

Sebab, saat ini harga kedelai semakin mahal.

"Awal tahun (2022) masih Rp 10 ribu per kilogram. Tiap hari naik Rp 50, sekarang sudah Rp 12.00 per kilogram," ujarnya, Senin, 21 Februari 2022.

Baca Juga: Persediaan Kedelai di Cilacap, Cukup Sampai Maret

Dia menuturkan, sebelum pandemi Covid-19, sentra kerajinan tahu ini bisa memasak 8-10 kali.

Namun, untuk saat ini, Teguh hanya memasak sekitar 4-6 kali.

Sementara untuk ukuran tahu juga terpaksa diperkecil.

Per potong tahu sekarang dihargai Rp 500 dari sebelumnya dengan harga Rp 300.

"Saya jualnya di Pasar Wage. Kalau tidak jualan ya tidak ada pendapatan. Sejak ada kenaikan mulai kurangi produksi, belum berani (produksi) banyak. Nanti kalau harga turun dan mulai stabil, saya produksi banyak lagi," katanya.

Baca Juga: Pasar Kedelai dari Petani Banyumas Cukup Menjanjikan

Perajin tempe di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Imam Sudrajat mengatakan, industri rumahan di daerah tersebut tetap beroperasi meski harga kedelai naik.

Baginya, hal itu sudah biasa.

"Tidak ada pengurangan. Tiga hari ya bisa produksi 3.000 bungkus mendoan, 300 tempe bungkus daun dan sisanya tempe bungkus plastik," tuturnya.

Halaman:

Editor: Nugroho Pandhu Sukmono

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X