Membangkitkan Batik Maos Menembus Pasar Eropa

Ia mengaku banyak manfaat mengikuti pemasaran online. batik Rajasa Mas banyak dipesan konsumen melalui jaringan media internet. Omzet penjualan dari pasar online mencapai Rp 50 juta. Nilai ini terbilang baik saat kondisi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Viral Penyataan Bupati Banyumas Soal Semua Kepala Daerah Takut dan TIdak Mau di-OTT, Ini Lengkapnya

Meskipun demikian, ia tak lantas berpuas diri. Tonik dan istri terus berinovasi dan harus kreatif dalam menjalankan usaha. Ini untuk menghadapi persaingan pasar maupun memperluas pemasaran. Apalagi, saat ini Tonik sedang membidik lagi pasar Eropa.

Sementara itu, Surveyor CSR Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Samidi mengatakan, Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) Pertamina yang diberikan kepada para pelaku UMKM dengan memberikan pinjaman lunak.

Selain mendapat akses permodalan, para pelaku UMKM mendapat program pelatihan secara berkala tentang kewirausahaan, pendampingan promosi produk hingga fasilitasi pameran produk skala Asia.

Adapun pada masa pandemi Covid-19, pembinaan dari Pertamina fokus pada digital marketing. Pelaku UMKM mendapat pengetahuan tentang cara beriklan di media sosial, sasaran pasar dan berbagai pengetahuan lainnya agar mereka dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Samidi mengatakan, sejauh ini mitra binaan Pertamina jumlahnya sudah banyak, mencapai seribuan UMKM. Data ini diperoleh dari program pinjaman lunak yang setiap tahun digulirkan.

Para pelaku UMKM dapat mengakses pinjaman lunak hingga maksimal Rp 200 juta dengan pengembalian maksimal 3 tahun.

"Pelaku UMKM mendapat kesempatan mengakses pinjaman lunak 3 kali pengajuan. Kalau sudah 3 kali tidak lagi mendapat pinjaman karena dianggap sudah sukses dan mandiri," kata Samidi.