PURWOKERTO, suaramerdeka-banyumas.com - Bupati Banyumas, Achmad Husein mengimbau masyarakat tidak perlu bertindak panic buying.
Sebab, Pemerintah Banyumas berupaya keras menjaga stok kebutuhan bahan pokok menghadapi Ramadan dan Hari Raya Idulfitri.
Bupati Banyumas, Achmad Husein, mengatakan, kebutuhan bahan pokok di pasar selalu tersedia
Sehingga, masyarakat tidak perlu menimbun atau mengumpulkan barang.
"Tidak usah ada panic buying dan tidak usah mengumpulkan barang banyak-banyak karena pasar tersedia setiap harinya. Masyarakat tidak perlu khawatir, maka dari itu santai-santai saja," ucapnya pada Konferensi Pers Kesiapan Menjelang Lebaran 2023 di Graha Satria, Komplek Pendapa Si Panji Purwokerto, Selasa, 28 Maret 2023 lalu.
Husein mengatakan, kepokmas sudah tersedia dan diatur oleh Tim Pengendalian Infasli Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas.
"Jumlah barang dan stok barang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Itu
tujuan dari kami supaya masyarakat tidak was-was dan khawatir," jelasnya.
Dia menambahkan, akan memastikan suplai barang ditambah sehingga demand terpenuhi dan harga menjadi terkendali.
"Kami dengan TNI/ POLRI akan bergerak melihat apakah ada yang menimbun stok barang. Itu adalah upaya kita melindungi masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga: Alhamdullillah, Inflasi Kabupaten Banyumas Melandai
Husein mengaku akan memperhatikan proses distribusi bahan pokok tersebut.
Sehingga stok kepokmas tidak hanya cukup untuk wilayah Purwokerto saja, tetapi juga di pelosok desa.
"Kita ada koordinasi dengan kepala desa dan camat untuk memantau itu semuanya," jelasnya.
Artikel Terkait
Ramadan, Pesanan Beduk Keniten Meningkat
Di Purwokerto, Harga Telur dan Cabai Mulai Merangkak Naik
Lewat Bazar Ramadan, Aspikmas Gumelar Dorong Ekonomi UMKM Eksis
Bermodal Pinjaman Dari BRI, Wanita Asal Makassar Sukses Buka Usaha Kue
Ajak Jadi Konsumen Cerdas, BSN Minta Masyarakat Pilih Produk Ber-SNI
Kembangkan Talenta Digital & IT, BRI Kembali Buka Program Management Trainee - BFLP IT
Ramadan, Harga Kurma di Purwokerto Naik 50 Persen
Petik Pelajaran Berharga Dari Kasus SVB, Dirut BRI Sebut Potensi Resesi Indonesia Hanya 2% di 2023